Setiap Anak Lahir Dengan Rezeki-Nya
Vita Pusvitasari
April 13, 2025
0 Comments
Setelah mau punya tiga orang anak, aku makin yakin bahwa rezeki setiap manusia yang terlahir ke dunia Allah jamin. Tapi anehnya dulu dikomen juga pas belum ada anak, ngapain banyak uang tapi gak punya keturunan, padahal ya banyak sekarang setelah ada anak atuh heu. Waduh padahal promil, umroh haji dan beli rumah juga kendaraan maupun ini itu ya pakai duit.
Pas sudah ada anak kok ada adeknya terus, gak KB, biaya sekolah mahal loh, oalah padahal ya ada rezeki anak itu. Hanya dititipkan ke kita uang susu, uang pempers dan uang sekolah termasuk untuk uang pangkal dan spp itu dari Allah tapi melalui ortunya. Jangan dikira kita sebagai ortu kaya padahal itu rezeki-Nya anak kita yang dititipkan Allah.
Hmm aku sudah merasakan 10 tahun tanpa hadirnya anak, pas masuk rumah pulang kerja sepi hampa, cuma nonton drakor aja penghibur itu, selain ngaji dan solat tentunya. Dulu aku udah kenyang ngurus anter jemput ke RS baik mertua dan ortu, tapi giliran aku promil bahkan pernah inseminasi di ruang dingin itu aku sendirian, bahkan promil ini itu ya sendirian paling ditemani suami yang jadang sudah sama-sama lelah berobat ini itunya. Bahkan lahiran yang setia dampingin ya suami, pas ortu komplit ya cuma jenguk kaya orang lain lada umumnya gak nungguin apalagi kemit di RS. Apalagi mertua ma ipar datang pas aqiqah aja hanya anak pertama kedua mah enggak hehe.
Waktu kerja berdua dari bantuin kuliah adik, bahkan nikahan uangnya dari kita dulu dan ortu bayar dari uang hasil angpau bahkan pernah dicicil sisanya tak masalah. Kan belum ada anak, bahkan dapet mobil kantor mobil pribadi dibeli adik lelaki yang masih dicicil sampai sekarang seadanya padahal pas kita lahiran anak pertama butuh malah pinjam mertua ma ipar juga ortu. Tapi apa katanya kok gak bisa nabung, padahal waktu itu pindah kota pindah provinsi dimana lunasin rumah pertama dan beli rumah kedua.
Ngenes ya emang jadi anak pertama perempuan itu kadang gak dihargai, bahkan selalu disalahkan, bahkan ketika masih ngontrak karena harus buru-buru pindah uang pencairan bpjs ketenagakerjaanku cair kuserahkan untuk pengobatan operasi KSB mamahku, tapi ketika aku lahiran anak pertama mamahku malah nyuruh pinjam ke mertua atau ipar dengan alasan itu tanggung jawab pihak laki-laki. Padahal waktu itu kita masih bayarin loh cicilan mobil yang dibeli adikku, rasanya kalau ingat itu ya gak adil ya tapi udahlah mau ngeluh juga mesti dicibir terkesan kita yang gak baik.
Waktu beli rumah pertama ibu mertua ngasih 2 juta rupiah buat tanda jadi beli rumah, waktu lahiran anak pertama ngasih 5 juta rupiah, tapi mamahku tidak sama sekali dengan alesan ya udah dateng kok bantu tenaga di rumah hehe. Padahal yang nungguin di RS, mandiin aku ma anak bayi ya suamiku. Bahkan ketika anakku harus dirawat usia seminggu aku harus pinjam ke kakak iparku 2 juta rupiah, untungnya pas ada yang ngasih angpau relasi kerja suamiku segitu jadi langsung lunas. Bahkan ketika aqiqah aku pinjam adik perempuanku 3 juta rupiah dan akhir bulan aku ganti dari bonus kantor suamiku. Emang anak pertama itu menemani saat merintis pindah kota, dimana rumah pertama belum laku terjual dan hasil penjualan mobil juga belum dibayar.
Begitu anak kedua lahir aman ada uang untuk lahiran dan aqiqah, plus gak usah pinjam kesiapa pun, pas anak kedua usia 4 bulan rumah laku terjual walau rugi 60 juta rupiah karena bagian belakang alias dapur bocor parah jadi gak bernilai.
Ada juga kita rugi jual mobil mana dicicil seadanya sampai sekarang, dijual rugi 90 juta rupiah, ya kata almarhum Bapak kan sama adek sendiri, tapi Mamahku walau ada tabungan juga gak mau nalangin dulu bayar ke aku, katanya gak ikut-ikut padahal kan waktu itu tahu juga buat adek sendiri ini.
Kalau rugi jual motor mah apalagi 12.5 juta rupiah yang supra, yang beat 6.5 juta rupiah.
Nah itu dia setelah aku punya anak aku gak sayang uang buat sekolah dan lainnya, vaksin lengkap dari 2 hari sampa 2 tahun misalnya per anak itu kurang lebih 19 juta rupiah jika pakai uang pribadi semua, tapi untungnya ada yang dicover asuransi.
Nah untuk lahiran anak ketiga walau sebelumnya bayar uang pangkal sulung 9.5 juta rupiah, dan spp per bulan 2.8 juta rupiah untuk setahun udah aman, untuk anak tengah uang pangkal PG 2.45 juta rupiah dan spp 230 ribu rupiah per tahun.
Nah berdasarkan pengalaman sekolah selama 2 tahun anak pertama di PG dan TKA juga TKB kita emang harus punya uang pendidikan setidaknya buat 1 anak selama 2 tahun.
Aku salahnya mentingkan pelunasan KPR rumah dulu sebanyak 3x yaitu 200 juta rupiah, 100 juta rupiah dan 75 juta rupiah, tapi gak ada dana pendidikan. Ini menyebabkan anak pertamaku jadi pindah pindah sekolah karena sesuai biaya, pertama di sekolah umum selama 3 bulan habis 2 juta rupiah. Pas di TKA sekolah Islam Montessori 9 bulan 26 juta rupiah, dan TKB 1 tahun di sekolah interactive 15 juta rupiah.
Jangan jadikan anak itu beban terkait biaya pendidikan tapi anak itu adalah perpanjangan sujud kita InsyaAllah jadi amal jariyah kita, maka rezeki-Nya akan mengalir deras seperti air zam-zam gak ada habisnya.
Jadi untuk SD anak sulung 1 tahun ke depan total 42 juta rupiah, untuk anak tengah 1 tahun ke depan 6 juta rupiah. Plus anak ketiga susu pempers, nah ini aku total sebulan setahun gak pernah ngitung karena suami yang selalu belikan.
Cuma dengan akan hadirnya anak ketiga kondisi keuangan makin stabil bahkan suami bisa kasih uang jajan buatku 2 juta rupiah sebulan selain buat anak-anak. Ya walaupun selama ini uang yang megang aku semua tapi selalu kutabung lalu dipakai pelunasan rumah dan ini itunya termasuk cicilan KPR masih ada 4 juta per bulan dan tabungan haji untuk kita berempat ma anak-anak 1 juta per bulan, ntar anak ketiga lahir jadi untuk berlima dibukakan lagi rekening hajinya, biar kita berlima bisa haji bareng sambil nunggu antrian ONH reguler.
Kadang aku merasa sendirian menghadapi semuanya, termasuk suamiku juga, kalau curhat pun di wag keluarga cuma bisa ya sabar dan hanya mendoakan, keluarga kita gak solid emang chaos, cuma Allah SWT. Yang jadi sandaran, jalur langit, ya gimana lagi, terima saja. Kalau kata suamiku sudah kita andalkan diri kita sendiri, yang penting kita ma anak-anak pas butuh ini itu ada. Kalau berharap sama ortu, mertua, kakak ipar atau adik ya akan sakit hati sendiri kecewa berharap sama manusia mah.
Ya sudah toh semua manusia punya ujian dan nikmat juga jalan hidup yang berbeda. Gak usah mengharap belas kasih orang lain. Karena orang itu terkadang egois apalagi menyangkut uang, mungkin hanya kita dulu yang peduli keluarga apalagi pas belum ada anak. Sekarang prioritas beda dan kita juga harus menghargai diri kita sendiri, gak harus kok hasil jerih payah kita selalu disharing ke keluarga besar, seadanya aja karena suka ingat celotehan kalau mereka butuh mah kita sar sor sar sor kasih tanpa mikir panjang, tapi giliran kita butuh nagih harus hati- hati takut tersinggung, apalagi minta kali ya dicemooh kok mejus gak bisa nabung dan lainnya.
Cuma Allah itu Adil biasanya anak yang diabaikan dan jarang diperhatikan rezeki-Nya lebih besar daripada anak yang selalu dikasih dan diperhatikan. Baik dari rumah kendaraan dan lainnya. Mungkin kita akan terluka oleh orang terdekat yang bikin kecewa dan terkadang sudah diomongin juga gak sadar itu malah balik nyerang. Ya udah terima aja toh ke depannya yang nemenin kita sampai tua ya pasangan kita alias suami, yang harus kita didik amanah dari Allah ya anak-anak kita, jadikan pelajaran aja anak ada tiga harus sama perlakuan dan jangan bebankan anak pertama untuk balas budi bantu adiknya, biarkan dia menikmati nanti gaji pertamanya untuk sendiri, karena seperti aku ketika nerima gaji pertama aja bahkan bulan berikutnya kudu bantu ini itu transfer sana sini.
Dulu perhiasan emasku ada 50 gram lebih bahkan dari masih gadis, hasil kerja dan emas kawin. Tapi kalau sekarang 40 gram pun dengan punya anak-anak, karena anak-anak punya dari kado pas lahir yang sulung 3 buah gelang emas, yang tengah kalung, gelang dan cincin. Jadi jika terpakai ma kita ortunya ya gantilah. Kadang kalau aku marah ma suami juga suka minta ganti heuheu, ya atuh mau diganti plus uang dari hibah mamah selepas bapak meninggal hasil jual mobil yang dijual ke adik perempuan, masing-masing dapat 25 juta rupiah kecuali mamah 30 juta rupiah. Uangnya kemana dipakai renovasi rumah dapur dan dak-dakan atas plus ruang keluarga biar anak-anak nyaman, habis 92 juta rupiah jadi dari aku 25 juta, dari suamiku 67 jutanya. Hasil dari penjualan rumah pertama dan mobil kedua kita pakai pelunasan rumah sebagian yang 3x itu total 375 juta rupiah.
Ya udahlah ini nulis apa curcol sih ya wkwkwk, tapi itulah nyatanya bahkan ketika kita coba jaga jarak ntar dinyinyir disindir udah beda sekarang mah udah kaya, tanpa mereka sadari kita jadi begini karena terlalu banyak luka selama ini yang ditorehkan cuma kita bisanya diam karena ngomong pun gak digubris. Aamiin kalau dianggep kaya mah, berhasil berarti personal branding kita kan ya hehe, kita pun masih berjuang bahkan sering saldo semua rekening nol tapi beberapa bulan kemudian ada, intinya ke depannya kita gak mau punjam pinjem dan minjemin lagi, cukup hanya untuk kita sendiri, yang penting keluarin zakatnya, dan ngasih thr pas hari raya pun sewajarnya saja.
Entah kenapa kalau lagi kesal aku suka aja nulis di blog, setidaknya jadi plong gitu. Dan buat pengalaman saja, suatu saat anak-anak akan baca blog maminya InsyaAllah.
Jika ada yang bilang berubah ya mungkin iya duku wanita karir tanpa ada anak, sekarang full ibu rumah tangga dengan tiga orang anak. Cuma terkadang semua orang selalu minta diperhatikan, giliran aku butuh perhatian selalu dicut off itu saja heu.
Tak semua mesti suka dengan diri kita seratus persen, ada yang iri hasad dan dengki bahkan gak suka, plus hanya sekadar kepo saja bukan benar-benar care. Tapi bukan kewajibanku untuk menyenangkan semua orang dan gak bisa bungkam opini orang tentangku.