Kamis lalu, saya mengikuti workshop di Gramedia Pandanaran tentang tips nulis artikel dari mbak Hidayah Sulistyowati dan blog travelling dari mbak Muna Sungkar.
Mbak Hidayah atau akrab disapa mbak wati menjelaskan asal mula beliau terjun jadi blogger adalah jenuh dengan pekerjaan dan karena karyawan swasta pengen melakukan sesuatu usai pensiun.
Setelah resign beliau sering nulis artikel, walau pada mulanya facebook aja dibikinin anaknya. Setelah jadi blogger mau gak mau harus rajin update status di medsos katanya.
Mbak Wati pernah bikin artikel tahun 1989 dan dimuat di media cetak. Beliau sekarang jadi kontributor Hello Semarang.com dan rocking mama.com.
Mbak Wati juga pernah menang lomba artikel dan dimuat dalam buku antologi tentang kisah inspirasi.
Cita-citanya sekarang adalah pengen menerbitkan buku solo tentang perjalanan haji biar kenangannya saat haji tidak hilang dan bisa bermanfaat buat orang lain ditambahkan oleh mas Tepe sebagai moderator kisah haji adalah kisah yang long lasting dan segmennya besar, terutama ketika musim haji seperti bulan ini.
Menurut mbak Wati nulis artikel biar menarik harus sering self editing caranya dengan baca tulisan kita sebelum dipublish dengan suara keras2, beda halnya dengan baca dalam hati.
Dan ketika menulis artikel bisa judul dulu ditentukan baru isinya, atau temanya tentang apa baru judul dan isi.
Mba Wati juga pernah nulis tentang pengasapan ikan tambak loro dan respon pembaca banyak dari mahasiswa untuk penelitian.
Menurut mbak Wati seorang penulis harus selalu menambah wawasan dengan ikut workshop dan baca buku.
Kalau mau tahu lebih banyak silahkan mampir ke blog mbak Wati, hidayah-art.com 😊.
Mbak Muna Sungkar, akrab disapa mbak Muna nulis buku dan artikel di blog awalnya karena sempat LDR dengan suami selama 5 tahun, lalu diboyong ke Surabaya sebelum akhirnya balik ke Semarang.
Mbak Muna sudah menerbitkan 10 buku, dimana 8 buku antologi dan 2 buku solo. Salah satu buku jelajah ujung Barat Indonesia Banda Aceh Sabang. Suaminya asli Aceh dan beliau pun sudah lama ingin menuliskan Aceh akhirnya kesampaian.
Mbak Muna banyak menulis buku non fiksi tentang Aceh dan 3 Emak Gaul Keliling 3 Kota Catatan 3 emak menjelajahi Museum di Yogyakarta, Solo dan Semarang yang best seller ☺.
Mbak Muna mulai nulis tentang travelling sejak 2012, beliau juga salah satu dosen komunikasi di UNISSULA.
Hobinya travelling dengan bawa anaknya Nadia maka beliau tulis di blog buat inspirasi para mahmud2 yang suka juga travel dengan anaknya.
2013 mbak Muna sudah ada tawaran review, buku antologi dan sering menang lomba blog.
2014 buku solo pertamanya terbit.
2015 nulis Jelajah Ujung Barat Indonesia Banda Aceh Sabang.
Menurut mbak Muna karena ada virus kurang piknik maka blog travelling sangat diminati, betul juga karena kalau nulis travelling respon di blog saya pun meningkat.
Menurut mbak Muna kalau menulis artikel travelling bukan hanya tempatnya saja yang diulas, tips atau sudut yang menarik bisa ditulis, pancaindera harus dipakai semua.
Apa yang kita lihat, kita dengar dan kita cium coba diceritakan dalam tulisan.
Bahkan pengalaman tidur di bandara atau salah naik kereta atau cara bikin paspor dan visa pun bisa jadi artikel.
Pengalaman personal, merayu suami gara2 budget misalnya, anak gak mau bangun pas liat sunrise, tips biar anak gak rewel, gagal itenary.
Sudut pandang yang berbeda memperkaya tulisan Mas Tepe menambahkan.
Paragraf pertama PR banget karena akan menunjukan isi keselurahan artikel, jika paragraf pertama aja sudah gak menarik pembaca nanti bosan.
Menulis travelling bukan hanya senang2 saja tapi perlu data, nama orang, jalan, research, teknik fotografi yang bagus, jadi nulis travelling harus deskriftif karena orang cenderung lebih senang visual.
Mau tahu lebih banyak tentang mbak Muna, mampir blognya momtraveler.com☺.
Saya pun setuju karena artikel tentang travelling kuliner udah satu paket ditambah foto yang bagus banyak menarik pembaca, dan saya pun juga setuju menulis yang dari hati lebih personal biasanya diminati pembaca. Opini saya ketika diminta sharing tentang nulis blog oleh mas Tepe.
Dan menjawab pertanyaan mbak Muna sehingga saya dapat hadiah bukunya Sabang Banda Aceh mengenai profesi menulis gimana, karena kalau dulu pekerjaan menulis dianggap remeh.
Menurut saya sekarang banyak blogger2 kreatif dan inovatif juga menghasilkan uang, berati pekerjaan menulis sangat menjanjikan, dan terlebih lagi kalau sudah banyak menerbitkan buku dan kemudian banyak bukunya yang best seller pasti banyak royaltinya seperti mbak Dedew/ Dewi Rieka😊.
Ya pokoknya dengan menulis itu hobi yang dibayar, dan siapapun dengan latar belakang pendidikan dan profesi yang berbeda pasti bisa nulislah.
Tinggal mau apa tidak seperti kata mbak Wati, dengan gabung komunitas IIDN dan gandjel rel juga menambah teman dan wawasan, minimal kita dapet ilmu baru dengan nulis itu dan bisa bermanfaat buat orang lain, bonus produk atau uang mah itu bonus, rezeki itu luas bukan 😊.
Beneer, kadang kita terlalu terpaku hanya nyeritain objek wisatanya aja ya, padahal hal2 yang kaya anak rewel, pontang-panting nabung itu bisa jadi bumbu yang sedaaap
ReplyDeleteHuum mbak rahmi, padahal behind the screennya saat travelling bisa jadi satu artikel menarik 😊
Deletemakasih liputannya mbak vita..
ReplyDeleteaku doain bisa liburan ke Aceh ama si akang secepatnya ya :*
Sama2 mbak mun, Aamiin 😊
DeleteMakasih sharingnya mba Vita, buat aku yang ga bisa hadir seneng bisa ngebaca prosesnya meski ga bisa datang langsung.
ReplyDeleteMba Muna salam kenal, sukses selalu ya Mba.
Sama2 mba 😊
Delete