Selasa, 29 Agustus 2017 lalu, kami kunjungan lapangan tematik bersama blogger Jabodetabek dan blogger Semarang dan Kemenkes RI ke Puskesmas Sidorejo Tingkir. Sebelum ke Puskesmas kami diterima di Dinkes Tingkir oleh Bu Nunuk selaku camat Tingkir, dan dari Kesmas juga dokter Deasy Vebriana Pananingrum kepala Puskesmas Tingkir.
Visi menjadi Puskesmas terdepan untuk mewujudkan kecamatan Tingkir sehat dan Mandiri.
Misi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan, dan menjalin kerjasama lintas sektor yang harmonis dan dinamis.
Yang ini adalah gedung untuk non infeksius atau konseling, ada klinik konsultasi laktasi dan inisiasi menyusui dini, konsultasi untuk ibu hamil dan KB, konsultasi gizi, dan periksa balita sakit.
Yang ini gedung untuk penyakit infeksius atau pasien yang sudah sakit, ada klinik periksa gigi, ruang periksa , ruang laboratorium, ruang tindakan dan periksa umum.
Untuk mewujudkan kecamatan sehat : pembinaan kelurahan siaga, pembinaan kesehatan di semua tatanan, sosialisasi dan memasyarakatkan GERMAS.
Pasien yang datang ke puskesmas kebanyakan sakit hipertensi, diabetes dan isfa/infeksi saluran nafas atas.
Paramedis yang ada di puskesmas sidorejo sudah PNS, termasuk dokter dan perawat juga asisten apoteker, ada juga dokter inteship atau lagi KOAS dan cleaning service honorer.
cuma sayangnya gak ada rawat inap disini, karena puskesmas Sidorejo adalah Faskes tingkat I, jika ada yang harus dirawat dirujuk ke Cebongan dekat terminal Tingkir.
Puskesmas Sidorejo itu dekat dengan taman tingkir kota Salatiga, taman ini suka dijadikan cek fisik kebugaran, sesuai GERMAS, harus beraktifitas fisik minimal 30 menit sehari.
Kunjungan selanjutnya adalah ke B2P2VRP ( Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit).berdiri tahun 1976 sebsagai Unit Penelitian Biologi dan Pemberantasan Vektor (UPBPV) merupakan kerjasama Badan Penelitian dan Pengembangan dengan WHO. lalu 7 April 1984 dikembangkan menjadi unit pelaksana teknis /UPT Badan Litbang Kesehatan di Sewakul Ungaran, kemudian 1987, menjadi Stasiun Penelitian Vektor Penyakit (SPVP) di Salatiga.
Tahun 1999 menjadi Balai Penelitian vektor dan Reservoir Penyakit(BPVRP) dan dikembangkan menjadi B2P2VRP sesuai SK Menkes 2005 dan tahun 2011 ada PERMENKES tentang oganisasi dan tata kerja B2P2VRP.
Visi institusi unggulan pengendalian vektor dan reservoir penyakit.
misi menjamin mutu litbang untuk pengendalian penyakit tular vektor dan reservoir, mendukung pelaksanaan program, pelayanan uji laboratorium dan ikut dalam pemberdayaan masyarakat, meningkatkan kajian, evaluasi, dan desiminasi informasi hasil litbang, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk berkarya secara profesional.
Anjungan Duver terdapat display spesimen berbasis seni, sejarah B2P2VRP, salah satu dari 7 gedung yang ada disini.
Di Duver terdapat juga peta vektor malaria Indonesia serta alat-alat entomologi, display pengendalian DBD, display koleksi spesimen nyamuk, display pengendalian leptospirosis, display spesimen reservoir, koleksi film produksi B2P2VRP, display diorama visualisasi metode teknik entomologi.
Duver singakatan dari Dunia Vektor dan Reservoir Penyakit.
Vektor penyakit adalah antropoda yang dapat mengembangbiakan dan atau menularkan patogen penyakit dari binatang /reservoir ke manusia atau antar manusia.
Penyakit tular vektor di Indonesia : Demam Berdarah Dengue/DBD, Malaria, Filariasis/Kaki gajah, Chikungunya, Encephalitis, Pes, Kolera dan Disentri.
Reservoir penyakit adalah manusia, binatang, antrophoda atau kombinasi tempat kuman/patogen penyakit hidup dan berkembangbiak serta hidupnya sangat tergantung pada inang, kuman penyakit berkeembangbiak dan dapat ditularkan kepada inang lain yang rentan melalui suatu gigitan arthropoda dan media seperti air.
Beberapa penyakit tular reservoir di Indonesia : Lepsotoris, Pes, Avian Influensa/flu burung, rabies dan anthrax.
Nilai produk Duver edukatif, informatif, promotif, alami dan rekreatif.
6 lagi adalah Laboratorium, Insektarium, perpustakaan, Green house, Gedung Pelatihan dan Gedung Asrama.
Laboratirium terdiri dari :
a. Biologi Molekuler dan Imunologi
deteksi molekuler dan imunologi untuk arbovirosis (Japanese enchepalities, dengue, dan chikungunya), hantavirus, pes, riketsia, bacillus thuringiensis.
b.Mikrobiologi
penembangbiakan kultur bakteri Leptospira, uji hayati pathogen terhadap jentik nyamuk vektor
c. Pengendalian Hayati dan Lingkungan
ikan pemakan jentik nyamuk, penentuan efektifitas dosis sodium hipoclorat sebagai disinfektan bakteri Leptospira patogenik
d. Reservoir Penyakit
uji toksisitas pada rodensia, preparat rodensia, kolonisasi ektoparasit/pinjal, kemampuan histopatologi/tikus.
e.Parasitologi
pemeriksaan dan pembuatan spesimen plasmiodium malaria dan mikrofilaria
f. Pengujian Insektisida
uji efikasi, efektivitas, suceptibility, bioassay, larvasida dan mosquito food.
g. Koleksi referensi vektor dan reservoir penyakit
Identifikasi serangga vektor dan reservoir penyakit, lukisan mozaik nyamuk, pembuatan spesimen serangga vektor.
h. Manajemen data, epidemiologi dan sistem informasi geografi
analisis epidemiologi sebaran penyakit dan peta resistensi serangga vektor terhadap insektisida
i. Promosi kesehatan dan perilaku
pengembangan metoda penyuluhan , membuat leaflet, poster, film, banner tentang vektor dan reservoir penyakit
j.Pestisida botani.
ekstraksi bahan alam untuk insekstisida botani, identifikasi dan analisis senyawa kimia bahan alam, formulasi sediaan insekstisida botani
k.Hewan coba
pemeliharaan marmut dan mencit
l. Biorepostori
penyimpanan spesimen riset khusus vektor dan reservoir
m. Resistensi
resistensi nyamuk di daerah malaria/DBD
Insektarium terdiri dari Anopheline, Culicinae, Referensi, Lalat dan Lipas.
Perpustakaan ada jurnal dan publikasi ilmiah disimpan disini.
Green House ada beberapa jenis tanaman pengusir nyamuk seperti Zodia, Geranium, Serai wangi, Lavender dan Rosemary.
Waktu kita kesana diterima di gedung pelatihan yang beradada di atas kawasan B2P2VRP ini, lumayan nanjak nih naik ke atas.
Nah disini juga ada gedung asrama dengan fasilitas penginapan 16 kamar dan ruang makan juga lobby tamu.
Sebetulnya untuk GERMAS mencegah penyakit menular dari serangga dan binatang, kalau tikus dengan menghilangkan tempat bersarang dan membuang sampah pada tempatnya merupakan cara tepat dan murah untuk mengendalikan tikus penular penyakit di sekitar kita, dan kalau nyamuk dengan mengurangi atau menghilangkan tempat berkembangbiak serta menghindari gigitan nyamuk merupakan cara tepat dan murah untuk mengendalikan nyamuk penular penyakit.
Bisa menanam Zodia, Lavender, Serai bumbu, Keningkir, gadung, sembung, Tuba, Seledri, Piretrum, Rosemary, Kembang Bulan, Sirih merah, kayu putih, brotowali, Laos/Lengkuas, Serai wangi, Mimba, Akar wangi, Cengkih, Krisan, dan Mahoni sekitar taman atau halaman dan kebun rumah kita, selai bermanfaat sebagai insektisida alami, indah dan bisa dijadikan bumbu dapur.
Yuk sebarkan gerakan masyarkat sehat, dimulai dari diri kita, keluarga kita, ke tetangga kita dan teman kantor kita, biar kita semua masyarakat Indonesia sehat.
Nah inilah ceritaku ketika mengikuti temu blogger dan kunlaptik 2017 bersama KEMENKES menarik bukan dan menambah pengetahuan mengenai kesehatan.
Komplet yaa puskesmas nya vit
ReplyDeleteIya komplit dan bersih mbak dew 😊
Deleteaku tes sreening HIV juga loh mba disana, alhamdulilah hasilnya negativ hehe
ReplyDeleteAlhamdulillah 😉
DeleteKeren ya di salatiga ada Puskesmas sebagus itu.baru tau
ReplyDeleteIya mbak mun bagus bersih dan lengkap 😀
DeleteLengkap sekali Mbak Vita. Aku sesekali pingin lo jelong2 ma bloger Semarang. Tapi jauh...
ReplyDeleteIya hayu atuh mbak Wahyu, ntar kalau ada acara disini nginep aja di rumahku 😄
Delete