Dokpri.
Aku bersama bapak Dr. Pribudiarta Nur Sitepu, MM Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, bapak Dr. dr. M. Yani, M.Kes,PKK. Deputi Budang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN dan mbak Roslina Verauli, M.Psi, Psi. Psikolog kondang.
Semua orang termasuk kita punya keluarga bukan. Keluarga adalah dalam satu atap tempat tinggal memiliki tujuan dan misi kehidupan yang sama, kemitraan jangka panjang dan umumnya tinggal bersama.
Revolusi industri 4.0 menjadi harapan juga tantangan bagi keluarga di Indonesia, keluarga dituntut untuk adaptasi dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang dan mempengaruhui kehidupan setiap anggota keluarga secara struktural maupun kultural. Dalam #revolusikeluarga4 #keluargaindustri4 ada generasi milenial dan generasi Z yang dimana konsep keluarga kecil dengan dua anak semakin populer, orientasi pada karir dan masa depan. Dimana dampaknya dari industri 4 ini adalah demi masa depan, generasi muda desa merantau ke kota untuk mencari pekerjaan dan mengejar impian juga harapan meninggalkan keluarga inti ibu dan bapaknya, juga menjadikan teman sebagai keluarga baru. Aku dan suamiku juga mengalami ini sejak 2009 setelah menikah meninggalkan ortuku di Garut dan suamiku meninggalkan ortunya di Ponorogo merantau ke Semarang. Di Semarang 9 tahun sampai punya rumah di Kabupaten Demak, dan merantau lagi ke Jakarta juga domisili di Kabupaten Bogor. Karena dengan merantau kita memperoleh rezeki untuk kehidupan kita berdua, dan dari awal merantau sudah tidak tergantung dengan orang tua. Ya keluarga kami memang teman dan tetangga karena jauh dari orangtua. Cuma tetap komunikasi dengan orangtua dan saudara kami yang tinggal beda kota.
Dokpri.
Menurut pak Yani BKKBN juga mensosialisakan programnya agar semua keluarga di Indonesia sejahtera dan bahagia dengan adanya Indonesia Genre, ada sosialisi pola asuh melalui posyandu, orangtua hebat melalui PKK, program lansia mandiri dan keluarga tangguh. Juga ada kader PKK tentang penyuluhan program KB. Dimana effort keluarga sejahtera dengan trend global sekarang berpengaruh terhadap industri teknologi dan ekonomi inflasi. Kegiatan BKKBN kedepannya fokus ke pembangunan keluarga.
Dokpri.
Menurut pak Budi anak lahir dari rahim ibunya, anaknya jatuh berkali-kali akan dijarkan bangkit berkali-kali. Pengaruh pola asuh di budaya tempat asal dan kearifan lokal tempat asal juga akan berpengaruh. Jika salah pola asuh bisa berdampak negatif terhadap anak, anak yang terjemus narkoba dan seks bebas juga penyimpangan lainnya adalah kesalahan dari pola asuh bukan semata hanya karena faktor ekonomi.
Dokpri.
Menurut mbak Vera apakah keluarga kita termasuk keluarga yang kuat dan bahagia, atau termasuk keluarga seperti The shimpson, The Incredibles, keluarga Cemara atau keluarga Si Doel. Keluarga yang kuat fleksibel terhadap perubahan dan bahagia karena komunikasi yang baik, budayakan makan bersama di meja makan, atau berkumpul ketika makan walau lesehan. Artinya ketika berkumpul diharapkan tidak fokus ke gadget dan mau mengobrol bercerita kesehariannya bagaimana. Ada meme yang menyebutkan tahun 80-an bapak kerja cukup menghidupi keluarga, tahun 90-an bapak dan ibu kerja cukup untuk satu keluarga, tahun 2000-an bapak ibu kerja cukup tapi pas-pasan bahkan ada yang kurang. Kalau aku pribadi bersama keluargaku Alhamdulillah cukup.
Relasi hangat antara ortu dan anak akan bikin anak betah sama kita, jika anak lebih memilih gadget berarti anak menggangap bermain sama ortu kurang seru. Jika berkumpul bersama keluarga besar sebaiknya ada tujuan bersama, tematik, saling berbagi cerita dan info menarik. Jika bersama pasangan masih berdua belum ada anak perlu komunikasi sesuatu hal apa sih yang tak disenangi pasangan periode tertentu agar pasangan ada informasi dan gak salah paham dalam berkomunikasi.
Kunci family system agar kuat dan bahagia yaitu :
- Family Cohesion, kedekatan antara sesama anggota keluarga.
- Family Flexibility, orangtua dan anak mengikuti perubahan jaman serba teknologi digital tapi tak terbawa arus negatif, tetap positif menggunakan kecanggihan teknologi.
- Family Communication, biasanya makan bersama di meja makan agar bisa bercerita satu sama lain apa saja yang telah dilalui hari ini.
Dokpri.
Dalam masyarakat BKKBN sudah menyediakan BKR/Bina Keluarga Remaja yaitu wadah kegiatan yang beranggotakan keluarga yang mempunyai remaja dan ikut berpartisipasi dalam program KB.
Ada upaya juga menanamkan nilai-nilai revolusi mental bagi remaja Indonesia, karena remaja adalah aset dan harapan bangsa, perlu perbaikan moral generasi muda dan sejarah sumpah pemuda agar dihayati dan diterapkan dalam keseharian. Program yang dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja yaitu :
- Jenjang pendidikan secara terencana,
- Berkarir dalam pekerjaan secara terencana,
- Serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.
Menjadi remaja yang produktif, ini dia kiatnya :
- Bangun.. Bangun.., membangunkan orientasi, arah dan tujuan yang jelas,
- Berwawasan dan belajar,
- Berinisiatif,
- Melakukan perubahan,
- Berpartisipasi dalam berprestasi.
Dokpri.
Untuk #revolusikeluarga dan #keluargaindustri harus tahu hak dan kewajiban suami istri yaitu wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia, dan memberikan bantuan lahir dan batin yang satu pada yang lain. (UU No. 1 tahun 1974)
Orangtua harus tahu kewajiban terhadap anaknya yaitu : mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak, menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya, dan mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak, harus memastikan anaknya akan menjadi calon pengantin telah berusia matang lahir dan batin sebelum melangsungkan perkawinan. ( pasal 26 Undang-Undang Perlindungan Anak)
Foto Dari Nur Said
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anak, atau ayah dan anak, atau ibu dan anak. (UU No. 52 tahun 2009)
Tugas utama keluarga adalah memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, pemeliharaan, dan perawatan anak-anak, pembimbingan perkembangan kepribadian anak-anak dan memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarganya.
Pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat, bahagia dan sejahtera.
Foto Dari Nur Said
Tujuan dari pembangunan keluarga adalah membangun keharmonisan suami istri, meingkatkan ketahanan serta kualitas balita dan anak dalam memenuhi tumbuh kembangnya, terbangunnya ketahanan keluarga remaja dan kualitas remaja dalam menyiapkan kehidupan berkeluarga, meningkatnya kualitas lansia dan pemberdayaan keluarga rentan sehingga mampu berperan dalam kehidupan keluarga melalui kegiatan pemberdayaan ekonomi keluarga untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga.
Selain komunikasi yang baik dipengaruhi juga oleh pola asuh anak, diantaranya ada 4 gaya asuh anak:
- Otoriter, gaya menerapkan peraturan yang ketat dan memaksa anak mematuhinya, kalau anak gak patuh dihukum, dan hukuman fisik dianggap sah-sah saja.
- Permisif, orangtua selalu menuruti keinginan anak dan cenderung membiarkan anak berbuat semuanya, mereka menganggap hal itu adalah wujud rasa sayang tanpa menyadari bahwa hal itu justru bisa menjerumuskan anak, membuat anak cenderung egois dan tidak mampu mengontrol diri.
- Demokratis, orangtua yang demokratis yang menghargai kepentingan anak, tetapi juga menekankan pada kemampuan untuk mengikuti aturan.
- Diabaikan, pola asuh yang mengabaikan keberadaan anak, bahkan menunjukkan ketidakpedulian terhadap anak, tidak mengambil tanggung jawab pengasuhan dan tidak menetapkan aturan-aturan.
Dalam komunikasi pasti ada konflik keluarga, karena kurangnya saling pengertian, kurangnya saling percaya, kurangnya saling terbuka, kurang komunikasi yang efektif dan kurang saling menghargai. Konflik bisa diminimalisir dengan komunikasi dua arah yang baik. Komunikasi yang efektif dan dapat menjadi pendengar yang baik untuk pasangan kita. Jika ada masalah komunikasikan agar tak berlarut-larut. Mengerti terhadap pekerjaan pasangan masing-masing berusaha membuat suami/istri senang, saling menyatakan perasaan secara terbuka, menghargai pendapat/ide pasangan, menggunakan waktu luang bersama, saling memuaskan dalam kehidupan seksual. Menyeimbangkan antara perasaan dan pikiran/rasional,tidak berpikir yang aneh-aneh kalau sesuatu hal belum terjadi dan hadapi masalah dengan wajar.
Pola hidup sederhana yang bisa diterapkan dalam keseharian kita :
- Semaksimal mungkin memasak makanan sendiri, dan tidak selalu makan di luar/jajan.
- Tidak terdoga untuk membeli pakaian, barang-barang, dan perhiasan mewah, walaupun mampu untuk membekinya, cukup dengan memakai pakaian dan barang-barang yang sederhana.
- Membiasakan diri untuk menabung dan berinvestasi.
- Melatih anak agar senantiasa bersyukur dan bersabar, dan tidak mudah menuntut orangtua untuk memenuhi semua keininannya.
- Memiliki sumber penghasilan tambahan.
Nah tentunya selain komunikasi yang baik dengan pasangan dan anak kita, komunikasi dengan orang tua kita yang sudah berangsur lansia juga bisa dilakukan dengan silaturahmi mengunjungi orangtua. Menganjurkan orang tua/lansia untuk membaca, menulis, mengarang, berkesenian, olahraga catur buat senam otak, berekreasi ke tempat wisata, meningkatkan silaturahmi misal dengan arisan pensiunan, arisan haji dan berolahraga dengan senam, jalan kaki keliling perumahan, bersepeda tapi gak tak terlalu jauh jaraknya.
Jadi untuk menghadapi #revolusiindustri4, tapi keluarga tetap utuh dan kuat menghadapi segala tantangan, dan fleksibel terhadap perubahan namun tetap bahagia dan sejahtera kuncinya diawali dengan komunikasi yang efektif di keluarga dan pola asuh yang benar.
Senangnya bisa diundang lagi oleh BKKBN dan bertemu Psikolog Roslina Verauli pasti dapat banyak pencerahan yang bermanfaat dalam berumah tangga.
ReplyDeleteIya betul sekali mbak Ria :)
Deletekeluarga terlihat sepele tapi emang perlu ilmu kek gini untuk mengingatkan ya mbak vit, makasih yaa
ReplyDeleteMasama, iya mbak wuri karena komunikasi dengan pasangan yang baik dan pola asuh anak yang baik berpengaruh ke ekonomi keluarga dan masa depan anak kita nantinya :)
DeleteKeluarga yang utuh dan kuat siap menghadapi revolusi industri 4. Keren program ini ya Mbak.. Semua kembali ke pengasuhan di keluarga ❤
ReplyDeleteIya pengasuhan yang baik bisa membuat anak kita sukses di masa akan datang :)
DeleteSedang mempersiapkan keuarga cemara mba Vita hihi doanya yah
ReplyDeleteAlhamdulillah isul, kodoain cepet ke pelaminan ijab kabul ya sul :)
DeleteSesederhana itu ya Rupanya dalam membentuk ketahanan keluarga kuat dan bahagia, cuma makan malam sambil ngobrol dengan keluarga aja
ReplyDeleteIya mbak diah :)
DeleteKebiasaan di keluarga suami tuh ngobrol di meja makan. Apa aja dibahas, dari kondisi sekarang sampai cerita masa kecil. Kritik saran pun disampaikan dengan hangat. Suka deh komunikasi seperti ini
ReplyDeleteIya betul aku pun suka dengan keluarga yang terbuka soal cerita dan akrab dalam mengobrol daripada keluarga yang tertutup dan tidak sering ngobrol heu
DeleteAku suka banget sama eventnya. Bikin merenung banyak. Alhamdulillah ya, bermanfaat banget. Semoga bisa terus melangkah membangun keluarga yang lebih baik setiap harinya
ReplyDeleteIya mbak, Aamiin :)
DeleteYups, perkuat keluarga maka akan memperkuat generasi penerus bangsa. Semua diawali dari hal kecil.
ReplyDeleteBetul setuju :)
DeleteKomunikasi memang perlu banget, karena tanpa komunikasi semua akan terasa jauh dan tidak mengenal satu sama lainnya. Apalagi dlm keluarga, komunikasi menjadi hal yg sangat penting
ReplyDeleteBetul sekali mbak :)
DeleteKomunikasi yang penting ya agar keluarga akrab dan kuat
ReplyDeleteIya mvak dew :)
DeleteSemua itu memang harus direncanakan ya apalagi menghadapi era teknologi ini. Bisa tenggelam kalau asyik aja sendiri ya.
ReplyDeleteBetul sekali mbak gita :)
DeleteAku paling sedih kalau ada keluarga yang masih suka berantem hal sepele. Padahal itu kan bisa di bicarakan baik-baik. Apalagi kalau masuk revolusi keluarga 4.0 nih, aduh kalau keluarga ga kuat bisa fatal akibatnya.
ReplyDeleteBetul mbak kita kalau sama keluarga harus saling memahami, menyayangi dan menghargai :)
DeleteKomunikasi ini emang penting banget dalam keluarga ya kak. .
ReplyDeleteKalo udah misscom bisa kacau
Betul kalau misscom apalagi masalah sepele bisa berabe..
DeleteWah jadi terharu, kalau keluarga sudah bisa menjadi salah satu pondasi kuat dalam menangkal segala hantaman - hantaman negatif zaman Now. Moga kita tetap utuh menjalin ikatan keluarga. Aaaamiiin.
ReplyDeleteAamiin Allohumma Aamiin :)
Deleteterkesan sepele ya membiasakan makan bareng keluarga dirumah tapi ternyata sgt bermanfaat buat meng-eratkan persaudaraan dan bs sharing bareng
ReplyDeleteIya mbak ria, dengan makan bareng komunikasi bisa jadi hangat:)
DeleteDampak dari peranan keluarga terhadap bangsa ternyata sangat besar ya mba , semogaa semua keluarga menyadari ny y di mulai dr meja makan
ReplyDeleteSetuju mbak novi, semoga kelurga di Indonesia bisa menerapkan dalam keseharian agar banyak keluarga yang bahagia dan sejahtera :)
Deleteperubahan itu pasti sekarang bagaiman kita meresponnya , alangkah baiknya perubahan membuat kita mejadi lebih baik dan memberikan manfaat untuk semua
ReplyDeleteBetul sekali mbak hanni :)
DeleteSemoga semakin banyak keluarga yang menerapkan pola asuh demokratis dalam keluarga ya dalam menghadapi revolusi industri 4.0 sehingga anak akan tetap terbuka pada orang tuanya dalam menceritakan apapun yang dialaminya.
ReplyDeleteBenar sekali mbak uci :)
DeleteBenar, keharmonisan keluarga harus terjaga. Karena itu komunikasi memang benar-benar diperlukan dalam keluarga. Iya memang diperlukan pikiran hang rasional dalam berkeluarga.
ReplyDeleteIya mbak ovi :)
DeleteKomunikasinya juga harus face to face ya jangan lewat sosial media karena via sosmed sering menimbulkan salah paham
ReplyDeleteBetul sekali mbak indri komunikasi dua arah bertatap muka jauh lebih baim karena kalau via ponsel tanda baca atau kalimat saja takut salah presepsi :)
DeleteBener banget mba, kita harus berkomunikasi dengan keluarga supaya tercipta keterikatan kumpul di meja makan ya.
ReplyDeleteIya mbak tika :)
DeleteDengan komunikasi keluarga, akan saling menguatkan, saling menginspirasi satu sama lain.
ReplyDeleteIndividu didalamnya jadi kokoh
Benar sekali mbak tite :)
DeleteBersyukur banget bisa ikut acara ini kita bisa dapat ilmu membangun keluarga. Semoga keluarga kita keluarga idaman ya kak, yang solid mendukung satu sama lain.
ReplyDeleteBetul sekali kakak :)
DeleteRevolusi industri memang bukan cuma berdampak untuk sektor ekonomi saja ya, tapi terhadap keluarga juga
ReplyDeleteIya kakak :)
DeleteRevolusi Induatri 4.0 dampaknya luar biasa ya, ke keluarga juga ...gak hanya untuk industri dan teknologi
ReplyDeleteIya betul mbak sal :)
DeleteKalo sudah berbicara tentang keluarga kompleks ya? Apalagi di era serba digital seperti sekarang ini. Kita sebagai orang tua mau tidak mau harus pandai menyiasati terutama dalam menghadapi industri 4.0. Hidup tanpa gawai mustahil rasanya. Tapi hidup tanpa komunikasi apalah artinya.
ReplyDeleteIya setuju banget :)
DeleteWorkshop yang sangat bermanfaat sekali dalam pembahasan mengenai keluarga. Semakin tercerahkan semoga bisa menciptakan.keharmonisan di tengah keluarga
ReplyDeleteIya betul kak siti, InsyaAllah Aamiin :)
DeleteFamily Cohesion,
ReplyDeleteFamily Flexibility,
Family Communication.
kusetuju dengan 3 sistem ini. ini bisa jadi pegangan dan rujukan setiap keluarga agar mampu menciptakan keluarga yg harmonis.
Sip, yuk diterapkan dalam keseharian kita..
Delete