Kamar VIP utama Sentra Medika
Melahirkan seorang anak adalah hal yang diidamkan oleh semua wanita di dunia ini, ada yang lahiran secara spontan via miss V alias suka disebut normal, ada yang via operasi caesar/SC. Lahiran secara SC bukan pilihan terakhir, ada SC terencana dan SC cito. Aku termasuk SC terencana, mengingat infertil selama 10 tahun usia pernikahan, hamil di atas usia 35 tahun yaitu 37 tahun, kategori kehamilan dan melahirkan dengan faktor resiko. Posisi bayiku saat 37 minggu kehamilan melintang. Dan ada pula varises di rahimku, tandanya miss V bengkak, rada gatal dan serasa ada penekanan nyeri seperti bayi mau keluar. Dokter kandunganku baru kasih tahu ketika operasi SC berlangsung. Menurut dokter Florencia, lebih aman SC demi keselamatan bayi dan ibunya, kalau dipaksakan lahiran normal takutnya pendarahan dan bisa pecah pembuluh darah, juga takutnya kehabisan tenaga saat ngeden lahiran normal, ujung-ujungnya induksi yang sakit dan SC. Mending dari awal SC, diputuskan SC saat usia kehamilanku 38 minggu.
Waktu ke RS Sentra Medika harusnya dijadwalkan SC jam 11 siang, tapi malah maju jadi jam 9 pagi. Entahlah drama atau skenario, ada bidan atau suster yang mengatakan bahwa aku katanya cancel padahal enggak, mungkin ada miss komunikasi di poli kebidanan dan kandungan. Ah sudahlah yang penting aku udah siap dari jam 7 pagi dan udah puasa dari jam 5 pagi. Sarapan dulu habis solat subuh.
Perbandingan biaya melahirkan normal dan SC di Hermina dan Sentra Medika juga yang dicover Asuransi Astra Life.
Kenapa memilih RS Sentra Medika Cibinong, menurut temanku yang dokter, RS paling bagus di Cibinong, terus dekat dengan rumahku, dan paling penting dokter kandunganku yang dari awal progmil di Hermina Taman Yasmin Bogor dengan dokter Florencia juga praktek di RS Sentra Medika, silahkan baca kalau mau tahu progmil di label progmil blog ini juga ya. Nah memang pengalamanku di Semarang 9 tahun progmil dari segi administrasi dan pelayanan nyaman Hermina karena RSIA, tetapi memang lebih mahal. Aku gak mikirin itunya, karena dana juga penting, bagi kami yang baru lunasin rumah pertama, dan mau lunasin mobil kedua juga, dan baru setahunan pindah ke Jakarta Bogor, lagi gak ada tabungan sama sekali. Jadi kami memilih yang dicover asuransi Astra life. Kami sejak kontrol kehamilan di bulan pertama sampai keenam pakai jatah asuransi Astra Life, baik di Hermina atau Sentra Medika. Tinggal bayar 10 persennya saja. Nah kenapa gak BPJS padahal kami punya yang kelas 1, karena pindah baru diurus kantor, dan udah terlanjur berobat pakai Asuransi. Sejak kandungan usia 7 bulan sampai 9 bulan juga cek Laboratorium udah pakai uang pribadi. Fasilitas VIP utama Sentra Medika, 1 tempat tidur pasien bisa ditinggikan dan direndahkan, 1 meja makan, 1 sofa, lemari pakaian, meja rias, lemari es, AC, TV flat, kamar mandi ada air panas dan dingin, air mineral 600 ml 2 botol, 1 termos air panas, 1 botol alkohol buat cuci tangan, ada pencetan call untuk suster atau bidan. Cuma VIP utama tetap dikontrol bidan dan suster, dan mereka kalau ada apa-apa dengan kita langsung hubungi dokter on call, terutama malam pertama setelah operasi 24 jam bahkan sampai jelang pulang ke rumah. Jam besuk jam 11 sampai jam 1 siang, dan jam 5 sore sampai 7 malem bayi harus di ruangan bayi. Dan ketika bayi dimandikan pagi dan sore. Ya macem-macem kalau suster ma bidan menjalankan tugas sesuai SOP RS, ada yang ramah dan sedikit jutek hehe. Biasalah itu mah kan manusiawi. Belum jika mereka kena marah atau omel dokter hehe. Tapi aku mah Alhamdulillah deh soalnya obat-obatnya dikasih yang bagus, sehingga pasca operasi aku gak terlalu kerasa nyeri. Dan cepat pulih, tetapi mereka gercep kok ketika dipencet bel langsung dateng. Dari RS dikasih 1 tas biru kecil berisi perlengkapan mandi ibu, cangkir plastik buat cebok dedek bayi, waslap 2 dan konicare minyak telon 2, sleek ruam popok, sleek deterjen baju bayi dan sleek buat botol bayi.
Proses pelekatan puting ibu ke mulut bayi juga diajari langsung walau secara spontan karena aku kesusahan menyusui dedek, cuma memang bayiku ada tounge tie dan lips tie, ah banyak jalan agar ASI tersampaikan, dipumping lalu kasih dot, ASI-ku gak terlalu banyak, jadi aku campur dengan Sufor S26, bukan gak mau usaha udah minum teh pelancar ASI, makan sayur dan buah juga protein, bahkan sampai hari ini tetep usaha agar ASI melimpah. Hmm jadi ibu itu memang kudu sabar dan banyak syukur.
Lahiran Selasa, pulang ke rumah Jumat malem. Senin pas kontrol bayiku bilirubinnya sempat tinggi lebih 4.2, harusnya 10 ini 14.2, dokter anak Yesy bilang jika gak mau dirawat takutnya ada kejang otak, ah amit2 ya, udah nurut aja deh walau merebes mili nangis aku gak henti-henti hehe sampai tensiku tinggi ketika malemnya ganti perban oleh dokter kandungan. Perbedaan golongan darah antara ibu dan bayi itu ngaruh loh ke bayi jadi kuning. Aku O sementara dedek B sama dengan papinya, untungnya dedek aktif dan kuat minum susunya, jadi bilirubinnya gak terlalu tinggi. Kenapa gak dijemur matahari aja, beda sinar matahari jam 7 sampai 8 pagi hanya mengandung vitamin D, sementara sinar untuk bayi kuning 24jam dengan dobel lampu sinar. Sinarnya itu untuk membantu memecah bilirubinnya sehingga bayi gak kuning lagi.
Jadi ganti perban itu 3x, Selasa SC, Jumat mau pulang ganti, Seninnya ganti lagi, baru Senin depannya perban dilepas oleh dokter kandungan. Nah PR ASI yang susah pelekatan antara bayiku dan putingku bahkan dokter anak anjurkan untuk rawat inap di klinik laktasi Depok atau bayiku mau digunting tounge tienya. Ah aku gak mau, pasti yang Alloh kasih udah terbaik, bukan berarti sufor dan ASI-ku juga gak bermanfaat buat bayiku. Buktinya bayiku Alhamdulillah sehat dan naik terus BBnya, bahkan aktif dan responnya bagus. Balik lagi doa yang utama minta ke Alloh lalu tawakal setelah ikhtiar. Ganti perban habis Rp 330.000, lepas perban Rp 250.000 dengan biaya dokter kandungannya.
Alhamdulillah hanya semalam bayiku disinar di Perina, karena lewat dari jam 12 siang besoknya makanya dihitung 2 hari, ya gak apalah yang penting bayiku bisa cepat pulang tidur bareng lagi sama ortunya. Lumayan semalam dengan 2 lampu sinar dan dihitung 2 hari habis Rp 2.008.000 denga biaya dokter anaknya dan cek Lab Bilirubin lagi.
Total Biaya SC di RS Sentra Medika VIP Utama
Biaya SC di RS Sentra Medika VIP utama adalah Rp 23.600.000, dicover Astra life hanya Rp 18.000.000, jadi RP 5.600.000 nambah uang pribadi, sempat kesal dengan administrasi ketika mau pulang, lama konfirmasi dari asuransi ke RS-nya jadinya nunggu 3 jam, pulang ke rumah akhirnya jam 11 malem dan tetap nambah uang pribadi. Tapi ya udahlah semuanya sudah terlewati memang hidup mah kagak ada yang sempurna pan ya. Ada yang nanya eh nyaman gak VIP utama sentra medika, menurutku tempat ternyaman itu adalah di rumah sendiri, di RS mah mau VIP atau deluxe super juga kagak betah di RS manapun juga hehe.
Buah hati tercinta yang dinanti selama 10 tahun.
Ada yang lucu, kami itu udah beli anting2 bayi di Madinah waktu umroh 2013, kan dulu siapa tahu punya bayi perempuan, eh pas dikasih bidan itu antingnya kegedean ini mah buat balita katanya. Akhirnya suamiku sama bapakku ke mall Cibinong dekat RS Sentra Medika beli anting buat bayi baru lahir, hari kedua anakku Alesha Shavira Yasmeen ditindik pakai anting, dan sorenya divaksin hepatitis, pas kontrol pasca disinar imunisasi polio sekitar Rp 242.000 sama biaya konsul dokternya, nanti bulan depan dedek Shasha imuninasi BCG mami kontrol jahitan SC pas 40 hari dedek, semoga sehat dan ada rezekinya pengen Aqiqah dedek, Aamiin. Arti nama anakku selalu dilindungi Alloh dan beruntung bersinar seperti permata mulia juga baik hati, bagus rupa dan ahlak Aamiin. Pas dedek pulang dari disinar, pas akte kelahirannya jadi. Dedek Shasha juga pas hari kedua di RS selain ditindik anting, juga vaksin hepatitis dan dikasih vitamin K juga tetes mata gentamycin oleh dokter anak.
Proses operasi SC sekitar 40 menitan, jam 9 masuk ruang operasi dibius sebagian badan dari bagian perut ke bawah, ke atas mah sadar, ditutupin kain, pas dedek sudah dikeluarkan dari perutku dokter Flo bilang nengok ke atas bu, Assalamualaikum ibu, dedek shasha nangis deh, aku terharu sekaligus bahagia, pas mau dibius sampai proses bayi dikeluarkan dan perutku dijahit lagi aku dzikir terus sambil berdoa. Jam 9.40 dedek lahirnya, TB 49cm, BB 2.705 kg Alhamdulillah. Lalu dikasih waktu IMD, ASI-ku dari awal banyak yang kiri heuheu. Setelah itu dedek dan maminya dihangatkan sebelum dipindahkan ke ruang perawatan pasca ruang operasi. Mami mah gak boleh mandi setelah operasi 24jam, dedek mah setelah 6 jam dimandikan oleh bidan di RS, ketemu udah harum wangi khas bayi. Dedek Shasha diadzanin papinya waktu sudah berada di ruangan bayi sehat, kalau pas peralihan dari ruang operasi dibawa ke ruang bayi belum boleh, sesuai SOP RS-nya.
Ooh iya waktu abis lahiran, bali alias plasentanya sudah dikasih wadah kaya kendi gitu dikubur di halaman belakang rumah sama Amih Apihnya. Dan dikasih Surat Keterangan Lahir dari RS Sentra Medika yang dittd oleh dokter kandungan. Kalau urus akte kelahiran sudah kutulis di postingan blogku sebelumnya ya. Sekarang aku makin pulih, dedek makin sehat, tugasku dan suamiku mendidik anak ini menjadi anak cerdas nan solehah, sukses dunia dan akhirat, bahagia lahir batin, Aamiin. Total biaya rawat jalan dan inap lahiran dicover Asuransi, Rp 6.000.000 + Rp 18.000.000 = Rp 24.000.000, biaya dari dana pribadi Rp 15.000.000 lebih. Alhamdulillah pas butuh pas ada aja walau ada dana talangan dari amih apihnya, uti akungnya, tantenya ama budhenya hehehe. Biaya segini sebetulnya gak berat karena Alloh kasih jalannya. Ada dedek bayi yang tak ternilai dengan harta benda. Anugerah terindah hadiah anniversary ke 11 kami Alhamdulillah. Jika flashback 10 tahun penantian dengan segala progmil, belum sedih kalau gak berhasil, terbayar sudah oleh bayi cantik dan InsyaAlloh solehah Aamiin.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya
Mohon tidak meninggalkan link hidup