Ilustrasinya gini, angka bukan real ya :
2013 beli rumah seharga APHT Rp 214.600.000, AJB 169.600.000, DP dan tanda jadi, biaya notaris akte jual beli, BPHTB dan biaya HGB ke SHM, asuransi total Rp 23.620.000.
Dan kemarin kita sempat khawatir ditipu karena tiba2 ditelfon bank tadi sementara ini sudah 2020 dan dulu pelunasan terakhir 2018, terkait restitusi atau pengembalian auransi proforsional karena melakukan pelunasan KPR dipercepat. Dulu kita hanya mengurus Roya karena harus pindah kota dan gak ngerti bahwa masih ada hak kita tadi itu. Dan kita merasa kemana aja nih selama ini kalau tahu mungkin rekening yang dipakai untuk KPR dulu gak diclosed dan langsung diurus karena cairnya berupa uang tunai yang harus diambil atau bisa dimasukan rekening. Tetapi jangan berharap besar ya, ternyata dengan ilustrasi diatas cuma dapet dari Asuransi kebakaran 176.119 + Asuransi jiwa 568.453 = Total Rp 744.572, kirain dulu bayar Rp 6.400.000 baliknya juga segitu wkwkwk. Tapi lumayan kan daripada lo manyun hahaha. Jadi perbandingannya Restitusi Asuransi pelunasan KPR dipercepat : Asuransi jiwa+kebakaran yang kita bayar saat Akad kredit = 1:8 . Proses pencairannya masuk ke rekening kita kalau rekening dulu sudah closed harus menyertakan surat pemindah bukuan ke rekening lain punya kita via email, dan dari ditelpon Rabu, cairnya via kliring 1x24 jam Jumat depannya, 8 hari kerja, Sabtu dan Minggu gak dihitung.
Mungkin masih rejeki kita karena waktu beli rumah dengan KPR tersebut adalah hasil kerja berdua dari 2009 sampai 2018, 9 tahun heuheu. Dan setelah kita selediki buka dokumen cari no. WA bahkan sempat dm twitter bank tersebut dan tanya sepupu yang kerja di bank tersebut karena ada dimintai E-KTP dan Norek. bank lain yang masih aktif, takut disalahgunakan. Dan Alhamdulillah setelah konfirmasi dengan nomer pas waktu kita pelunasan 2018 betul katanya. Nominalnya entah dari mana perhitungannya yang jelas lumayan, kaya nemu duit, rezeki tak terduga padahal mah masih duit kita juga heu.
Dari pengalaman ini aku belajar bahwa besok2 jika beli properti dibaca detail satu2 itu akte kreditnya, kadang udah 2x beli biar cepat ttd. aja heu, sama ikutin sales dari developer aja harus bayar dan transfer berapa hadewh.
Yang jelas beli rumah bukan buat gaya tapi emang butuh, cuma terus terang kalau ngontrak capek, dan kita usahakan dalam waktu 5 tahun lunas. Karena sudah mau 3x ambil cicilan, yang 2 Alhamdulillah bisa dilunasi tahun kelima, sisa 1 lagi rumah yang ditempati sekarang semoga segera lunas juga.
Jadi pengen ngitung lagi jika ilustrasinya begini :
KPR 16 tahun, dengan APHT Rp 970.000.000, HB 782.000.000, DP, asuransi 18.600.000, biaya notaris buat akte jual beli plus biaya KPR di bank B*I total Rp 71.539.000, BPHTB dan SHM Rp 28.240.000. Jadi mungkin saat kita melakukan pelunasan KPR dipercepat akan dapet Restitusi Asuransi Rp 2.300.000, dilihat perbandingan tadi 1:8 .
Entah ya kalau menurut kita mah promo ini itu dari developer tetep diperhitungkan dengan harga jual rumah yang kita beli, ya kali developer oge kudu untung. Jadi tetep sebetulnya mah kita sendiri yang bayar ini itunya heuheu. Kalau misal nanti kita ingin lunasin kan beli dengan KPR 2018 selama 16 tahun sampai 2034. Tapi jangan kelamaan semoga gak nyampe 10 tahun, pengennya mah 5 tahun bisa lunas di 2022 atau 2023 maksimal 2025, maklum karena 2020 resesi karena pandemi. Jadi nanti kalau udah pelunasan sebelum habis masa KPR-nya urusin surat Roya dan Restitusi jika pelunasan KPR dipercepat.
Arti istilah2 :
Restitusi adalah pembayaran kembali pajak yang telah dibayar oleh Wajib Pajak, artinya, Negara membayar kembali atau mengembalikan pajak yang telah dibayar.
AJB/Akta Jual Beli.
HGB/Hak Guna Bangun.
SHM/Sertifikat Hak Milik.
HB/Harga Beli.
DP/Uang muka termasuk tanda jadi pembelian rumah dan biasanya disertai biaya2 mengikuti nominal yang ACC buat KPR.
Roya baca di artikelku tentang Surat Roya
KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah kredit yang digunakan untuk membeli rumah dengan jaminan/agunan berupa rumah dengan skema pembiayaan hingga 90% dari harga rumah. Sedangkan jaminan/agunan yang diperlukan untuk KPR adalah sertifikat rumah yang akan dibeli itu sendiri untuk KPR Pembelian.
APHT adalah singkatan dari Akta Pemberian Hak Tanggungan. Akta ini berfungsi sebagai pengatur persyaratan dan ketentuan terkait dengan pemberian Hak Tanggungan dari debitur ke kreditur. Pemberian Hak Tanggungan berfungsi sebagai jaminan pelunasan utang pihak debitur kepada kreditur.
Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) adalah pajak atas perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan. Perolehan hak ini adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya
Mohon tidak meninggalkan link hidup