Sabtu 22 Mei 2021, Bapak dan Mamah ke Cibinong Bogor berniat bawa Bapak berobat lambung dan batuk flu yang gak sembuh-sembuh di Sentra Medika. Di RS Jabodetabek jika ada keluhan flu batuk pasti diswab antigen, Bapak diswab antigen dan hasilnya reaktif positif. Lalu harus dirawat setelah tiga hari isoman dan diberi obat oleh dokter spesialis dalam RS Sentra Medika total antigen dan obat setengah buat 3 hari Rp 1.250.000. Hari Selasa tanggal 25 Mei 2021, Bapak di Pcr dan positif, Mamah pun sama diswab antigen di Lab swasta dekat Pemda Cibinong total antigen dan Pcr Rp 1.110.000. Nah Selasa itu Mamah pun ada gejala batuk flu dan nyeri sendi, kita lapor satgas covid perumahan. Lalu karena Bapak tetep gak mau makan dan minum plus ada sesak, oleh satgas covid dari puskesmas Pabuaran Puskesmas Cibinong, dan satgas covid perumahan disarankan dirawat di RSUD Cibinong. Lalu suamiku pakai APD dari satgas covid perumahan dan anterin mamah bapak ke IGD RSUD Cibinong.
Sampai IGD mamah bapak diminta KK, KTP juga Kartu Indonesia Sehat atau BPJS Kesehatan. Mamah dapat kamar di ruang inap RSUD Cibinong, Bapak baru Rabu pagi dapet ruang di ICU RSUD Cibinong.
Kalau di ICU tak boleh bawa hp dan baju, mamah pakai baju pribadi dan boleh pegang hp karena di rawat inap.
Kita kalau komunikasi dengan bapak nunggu video call perawat ICU. Bapak sempet segeran. Tapi Qodarullah 1 Juni 2021 bertepatan hari Selasa Nenek ibunya bapak masuk RS Imanuel Bandung lalu koma dan meninggal, Bapak pun makin drop kondisinya di ICU padahal kita gak beri tahu, mungkin ikatan batin ibu dan anak. Sempat harus donor plasma konvalesen, tapi sudah tiga orang ada yang sudah 3 bulan dan antibodi turun juga leukosit tinggi gak bisa donor. Dan karena aku dan anakku isoman di rumah, plus hari Jumat 28 Juni 2021 suamiku dirawat juga karena ada sesak dan demam di RSUD Cibinong, sendiri pakai APD dari satgas covid perumahan, bawa KK, KTP dan Kartu Indonesia Sehat dirawat dan hasil antigen juga pcrnya juga positif, aku dan anakku hari Kamis ya diswab Antigen dan Pcr dari orang Puskesmas yang datang ke rumah. Cuma aku dan anakku gejala ringan jadi gak perlu dirawat di RS.
Aku ada demam meriang sehari semalam dan batuk juga nyeri sendi, anakku ada demam sehari semalem dan nyeri badan plus diare 3hari, ooh iya aku dan anakku ada gatel 2 hari mandi pakai cetapil enakan gak gatel. Aku sempet anosmia juga 2 hari Balur kayu putih cap lang dan nyium vikcs inhaler dan vikcs vaporoub pelan2 kembali penciumanku.
Aku dan anakku isoman 14 hari sampai besok Rabu 9 Juni 2021 dan mendapatkan surat dari Puskesmas bahwa bisa beraktifitas kembali dengan menerapkan prokes 5M ( memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas).
Obat mamah dan suamiku pulang dari RS lanjut isoman di rumah. Obat covid belum ada, tapi vitamin C dan D, analgetik, antivirus dan antibakteri juga susu disarankan untuk yang isoman, dan diberikan untuk yang rawat inap di RS.
Selama ini juga entah tuh virus datengna darimana sehingga kita kena, adik-adikku pada negatif, demikian juga dengan adik- adik bapakku padahal ada kontak.
Tanggal 1 Juni 2021 hari Selasa jam 11 siang, nenekku meninggal karena sakit virus covid ini dan dimakamkan di makam keluarga di Cileunyi Bandung dengan protokol kesehatan, yang makamin pakai APD, dan almarhumah sudah dimandikan juga dikasih kain kafan juga APD dan dimasukan ke dalam peti, dari RS Imanuel dibawa dengan ambulan. Kalau nenek harus ada surat pengantar dari RT RW setempat selain surat kematian dari RS buat syarat dimakamkan.
Qodarullah Kamis, 3 Juni 2021, bapakku pun berpulang jam 11 malem. Adikku bersama istrinya dari Karawang langsung datang ke RSUD Cibinong, Alhamdulillah dipermudah dari sewa ambulan swasta Rp 4.200.000 buat sampai Tarogong Garut, karena pemakaman harus sesuai KTP domisili, bapakku meninggal di usia 66 tahun, Alhamdulillah semua keinginan nya sudah tercapai, Alhamdulillah setelah dimandikan dikasih kain kafan dan APD dimasukan peti bapakku wajahnya bercahaya berseri bersih dan cakep, kaya tidur pulas gak sakit, padahal bapak alm. Sudah berjuang melawan Corona disertai komorbid diabetes dan darah tinggi. Lalu kita juga solat ghaib jenazah di rumah masing-masing, bahkan sahabat bapak pak haji dan pak ustadz menyolatkan lagi di mesjid Tarogong dan Cikajang. Dan biaya untuk yang gali kuburan karena ada 8 orang lebih Rp 1.000.000, jika lebih gak apa buat sedekah atas nama Bapak alm., Bapak waktu dibawa ambulan hanya dengan surat keterangan kematian dari RSUD Cibinong saja. Bapak tepat 10 hari di ICU Insyaallah Husnul khatimah dan syahid karena perang lawan wabah Corona. Alhamdulillah banyak yang mendoakan dari grup keluarga, tetangga, teman dan sahabat juga kerabat hampir 300 orang lebih. Bapak almarhum ditahlilkan di mesjid Al ikhlas di Tarogong Garut, Alhamdulillah suka banyak yang datang, dan ada rejeki Bapak. Yaa Pak Barakallah Bapak menjabat ketua DKM disitu dari 2015 jadi sudah 6 tahun, bahkan nunggu in dibangunnya, belanja isinya dan urusin taraweh, tadarus juga penerimaan dan penyaluran zakat fitrah, bahkan qurban kalau Idul Adha. Pak yang tenang Insyaallah surga menantimu.
Tentunya kami sedih harus ikhlas dan legowo karena semua mahluk yang bernyawa pasti mati. Kita semua bakalan pulang ke haribaan Alloh. Tugas kami jagain mamah dan melanjutkan hidup dengan penuh amal kebaikan dan hal yang manfaat, biar kelak berkumpul di surga Alloh.
Bapak dimakamkan di Joglo Tarogong Garut dekat rumah Mamah Bapak hari Jumat pagi tanggal 4 Juni 2021, Alhamdulillah semua lancar walau mengikuti protokol kesehatan, yang gali gak pakai APD, tapi yang makamkan pada pakai APD.
Hari Jumat itu Alhamdulillah Mamah boleh pulang setelah 11 hari dirawat, suamiku pun sama boleh pulang setelah 8 hari dirawat di RSUD lanjut isoman di rumah, suami dan mamahku Senin kemarin dan Rabu besok kontrol ke RSUD lalu diswab juga pcr lagi, hasilnya belum diberikan pihak RS. Alhamdulillah hasil pcr mamah sudah negatif, dan Rabu kemarin tanggal 9 Juni 2021 kami berempat dapat surat selesai isoman dari Puskesmas, dan mamah dapat surat dinyatakan sembuh dari covid dari RSUD. After sembuh negatif covid efeknya masih ada cepek capek kalau aktifitas di aku dan suamiku, anakku sariawan sekalian vaksin setelah seminggu negatif covid dikasih Enystin dan mamahku sempet gatel mata rada bengkak ke UGD klinik 24 jam dikasih Loratadine dan salep Betametason sembuh.
Cuma kata bidan puskesmas dan perawat RSUD walau hasil masih positif virusnya dalam tubuh mati setelah 10 hari, dan virus mati 4 jam jika dalam ruangan. Suamiku masih, dan aku juga anakku harus swab antigen pribadi karena dari Puskesmas jatahnya hanya satu kali antigen juga pcrnya. Suamiku 4x sama dengan yang dari puskesmas dan RSUD 3x dan mamahku mah di RSUD sudah swab pcr 4x dari kartu Indonesia sehat gratis dan waktu awal pribadi di Lab. Arkatama Cibinong dekat Pemda 1x total 5x.
Kami tahu bahwa Alloh memberikan ujian sesuai kemampuan hambanya. Kami ikhlas dengan ketentuan episode kehidupan yang harus kami lalui ini. Semoga Alloh ampuni dosa kami semuanya, dinaikkan derajat kami disisi-Nya.
Alhamdulillah biaya di RSUD bapak sampai dimandikan, dikafani dan dimasukan peti termasuk petinya itu dari RSUD gratis dengan Kartu Indonesia Sehat/BPJS. Dan termasuk mamah dan suamiku juga ditanggung oleh BPJS alias Kartu Indonesia Sehat. Karena mamah bapak pensiunan PNS dan suamiku juga bayar tiap bulan potong gaji BPJS kesehatan. Di RS waktu itu bapak pakai oksigen dan sempat ventilator, obat-obatan suamiku, bapakku dan mamahku vitamin C dan D, antibiotik dan antivirus, yang diinfuskan juga ada yang disuntikkan.
Yang dikasih tetangga, kerabat dan sahabat selama isoman.
Kita semua suka olahraga, bapakku almarhum suka sekali bersepeda ke daerah sepi yang menyatu dengan alam, mamah pun suka jalan kaki, aku dan suamiku juga anakku suka berjemur dan berolahraga keliling perumahan saat pagi masih sepi dan di rumah dengan alat yang ada. Jadi kadang kita sudah hati-hati tetep aja kena, padahal ya suka minum kelapa muda juga madu dan vitamin. Ya Qodarullah, hati-hati waspada gejala ringan hanya kaya batuk flu biasa juga ada nyeri sendi dan lambung, jika gejala berat sesak nafas dan demam, kalau kita dewasa cenderung demam dan batuk, kalau anak balita cenderung demam, nyeri sendi dan diare ke pencernaan ngaruhnya si corona/covid.
Kalau aku dan anakku obatnya pribadi, terima kasih pertolongan Alloh melalui para tetangga dan teman yang kirim makanan matang dan mentah, sabun cuci, sabun mandi, sabun botol, sabun piring, keresek dan minuman vitamin C, kelapa, juga susu dan buah jeruk, pisang dan pepaya, sop iga, SOP bening, dan vitamin flumucil, zamel, juga kayu putih, vicks, jus buah, bye bye fever. Alhamdulillah perbuatan baik almarhum dan kita dibales dengan kebaikan balik lagi ke kita selama ini, Alhamdulillah segalanya dipermudah lancar. Semoga kita semuanya selalu diberi kesehatan dan perlindungan dari Alloh SWT. Pokoknya mah terimakasih baik tetangga Cibinong Bogor dan Tarogong Garut. Tahlilan di mesjid Al ikhlas juga masih setiap hari buat almarhum bapakku bareng adik-adikku juga pak ustadz dan tetangga sana, disini enggak ngundang tetangga karena masih isoman dan masih ada tuh si covid.
Waktu Kamis tanggal 27 Mei 2021 kita bertiga positif baik antigen dan PCr oleh satgas covid puskesmas dateng ke rumah , tanggal 11 Juni 2021 Alhamdulillah kita antigen dan PCr udah negatif homeservice. Dan surat isoman beres dari Puskesmas 9 Juni 2021. Mamahku juga hasil pcr tanggal 7 Juni 2021.
Bapak almarhum suami yang setia buat Mamah, bahkan bapak pernah bilang jika mamah duluan gak akan nikah lagi. Bapak yang baik lulusan STM, PNS pensiun sampai jadi Kasie, kuliahin anaknya sampai jadi Apoteker aku, Sarjana teknik dua adikku, selalu ada saat anak mantu cucu suka dan duka. Yaa Alloh berdua mamah bilang kok serasa mimpi kudu ttd ahli waris, pelimpahan Taspen. Jika memilih bisa mah mending apih masih ada, cuma takdir berkata lain, sudah tuntas beres tugas bapak selama 66 tahun lebih 2 bulan di dunia ini. Kami bersaksi almarhum orang baik dan Soleh, tugas kami anak-anak, istrinya dan mantu juga cucu melanjutkan hidup dengan sebaik mungkin biar kelak berkumpul lagi di surga-Nya. Yaa Alloh Apih begitu banyak kebaikan dan rejeki yang engkau tinggalkan buat kami, Barakallah pih.
Hasil positif tanggal 27 Mei 2021 hari Kamis, setelahnya mamah dan bapak tanggal 25 Mei 2021 positif, sedih tapi harus Nerima dan hari-hari terberat tapi kudu dibawa happy dua Minggu setelah ini.
Happy setelah bebas covid, sejenak bisa lepas masker di rumah karena aku, mamahku dan anakku juga suamiku sudah negatif. Selama ini kami prokes kok selalu dimasker kalau keluar, bawa handsanitizer juga, cuma memang Qodarullah kena. Sayang serasa mimpi ketika kami beres isoman dan negatif dari si covid, bapak almarhum malah dapet surat kematian dan sudah dimakamkan. Begitulah hidup episode suka duka, susah senang berganti. Kita tetep Alhamdulillah karena yang terbaik dari Alloh, dan jika ingin surga kita kudu mampu lewatin ujiannya.
Tetap protokol kesehatan kita lakukan dimanapun berada, setidaknya kita usaha dan doa, walau jika sudah takdir tetap kena. Dan berbuat baik kepada siapa saja, suatu saat kebaikan akan kembali kepada kita, jangan nyakitin orang lain. Kutulis sebagai self healing dan siapa tahu pengalaman kami bisa dipetik hikmahnya oleh semuanya.
Catatan :
Penyintas covid boleh divaksin covid setelah 3 bulan negatif covid. Ayo pada vaksin, dengan vaksin walau kena gak akan parah karena tubuh sudah punya antibodi. Kenapa yang udah kena tetep kudu vaksin ya karena imunitas antibodi alami akibat sudah kena sakit ini 3 sampai 6 bulan saja, buat cegah agar gak kena dua kali.
Balita dan batita tetep bisa lanjut vaksin untuk balita sesuai rekomendasi IDAI seminggu setelah negatif covid. Contohnya anakku kena Covid kemarin udah vaksin PCV 4x dan influenza 2x gejalanya ringan dan cepet pulihnya.
Pasien Covid dengan komorbid ada juga yang selamat kok, balik lagi ya takdir, kebetulan bapakku ada komorbid dan sudah ikhtiar semaksimal mungkin dengan ventilator, cari donor plasma konvalesen selama 4 hari gak dapet yang cocok, Qodarullah bapak wafat dan menuju surga-Nya via sakit ini. Semuanya bakalan meninggal cuma gak tahu jalannya dan caranya pulang gimana, juga waktunya kapan gak ada yang tahu kecuali Alloh. Tapi jangan anggep enteng juga sakit ini sehingga abai prokes, kita taat prokes aja masih kena, InsyaAllah mati syahid kena wabah jika kita sudah berikhtiar dan berdoa maksimal.
Kami survive dengan Covid, selamat sembuh dari Covid, aku, suamiku, anakku usia 19 bulan dan mamahku usia 63 tahun. Kami dikasih kesempatan kedua buat memperbaiki diri, balik lagi imunitas diri masing-masing ya, karena tiap individu beda selain takdir tadi bukan masalah untung atau enggak, stress atau enggak, aku juga stress waktu itu ya karena aku berdua ma batitaku aja, bapak di ICU, mamah ma suamiku dirawat di RSUD. Karena penilaian manusia dan Alloh itu beda, terburuk bagi kita justru terbaik menurut Alloh buat kita.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya
Mohon tidak meninggalkan link hidup