Tetap MengASIhi Dikala Pandemi
Dulu waktu aku masih bekerja di Semarang didaftarkan BPJS Kesehatan oleh kantor tapi atas nama pribadi masing-masing, ada yang dapat kelas II dan III, aku kebagian kelas II, dulu daftarnya di kantor BPJS Semarang dan bayarnya bisa di Indomart atau kantor pos. Aku bayar itu dibayarin kantor full Rp 75.000 kalau sekarang kelas II Rp 100.000. Nah sempet tuh setelah resign karena ikut suami pindah kota dari Semarang ke Jakarta, ada tagihan ke rumah ortuku di Garut oleh petugas dari Desa. Aku kan heran soalnya kan udah gak pakai KTP Garut sejak nikah KTP Semarang, nah aku klarifikasi ke kantor Semarang dan kantor suamiku di Jakarta karena aku istri otomatis jadi ikut BPJS Kesehatan kelas I dan ikut suami sebagai tanggungan. Ngurusin ini agak lama kita bayar pribadi dulu yang selama kelas II kalau gak salah Rp 600.000 tagihan BPJS Kesehatanku selama 8 bulan, lalu sampai sekarang aku BPJS Kesehatan kelas I ikut kantor suami otomatis dipotong gaji per bulan sebesar Rp 300.000. Nah aku pun sudah klarifikasi ke petugas desa di Garut jangan nagih ke ortuku karena mereka gak tahu apa-apa plus KTP sesuai domisiliku pindah juga sudah otomatis potong gaji. Semenjak itu gak ada tagihan via telfon lagi, nah harusnya data peserta JKN melalui BPJS Kesehatan ini harus diupdate sesuai alamat di KTP walau NIK-nya sama biar gak ada salah paham seperti yang kualami itu.