Nah masalah gigi ini kumat lagi di 2020, ketemu drg. Mieke di Sentra Medika dan masih Pandemi, kata dokter Mieke ibu masih mengasihi, aku bilang sudah campur sufor. Tapi karena Pandemi dia gak bisa scalling katanya, hanya kuretase gigi dan ada peradangan gusi katanya plus sariawan, kalau masih nyeri harus rongsen dan dikasih obat kumur Alloclair dan minum cdr redoxon. Biaya APD 100 ribu bayar pribadi dan biaya dokter beserta tindakan dan obat kumur 350 ribu rupiah. Aku gak balik lagi buat rongsen karena enakan.
Nah 2021 ini aku hamil anak kedua, gigi kiri atas kumat lagi. Ini masih pandemi dan mengingat ibu hamil gak boleh rongsen gigi plus aku trimester pertama. Sore itu udah gak tahan nyerinya, ke RS Sentra Medika drg.Anto full masih antri 5 pasien dan ada tindakan cabut gigi pasien dua jadi lama, ke Bina Husada dan klinik Promergency udah pulang juga dokter giginya. Di RSIA Assalam pun sama sudah pulang, satpam Assalam kasih tahu ada klinik drg.Yahya Wijaya di dekat Bintang Mas Cibinong. Aku cobain kesitu kliniknya hanya dokter gigi Yahya Wijaya jadi gak rame, aku hanya tunggu 3 pasien. Pas kesitu udah setengah 6 mau Magrib, ada suster sekaligus asisten dan drg.nya, dokter tanya mana yang sakit dan katanya bener gak boleh rongsen plus wah ibu hamil di usia 39, ya gimana dok saya hamil anak pertama aja di 37. Sakit ya Bu kok kuat amat, ya sakit makanya kesini dok, ini giginya masih bagus tapi sudah infeksi, akar masalahnya ada di akar gigi, di salurannya sudah darah kotor bernanah, jadi giginya harus dibersihkan, dibor, dikeluarkan darah kotornya, lalu ditambal gigi yang bolongnya. Kalau giginya rusak pasti dicabut, cuma ini masih bagus jadi ditambal saja setelah perawatan saluran akar gigi kata dokter Yahya. Biaya dokter dan tindakan juga obat dikasih parasetamol Forte 650mg total hanya 200 ribu rupiah. Cuma disini gak bisa gesek kartu asuransi, sistem reimbuse dikasih diagnosa perawatan saluran akar gigi sekaligus kwitansi dan resep. Disuruh balik lagi setelah 4 hari. Hari Sabtu setelah Selasa kemarin gigi kiri atas dibor, dibersihkan juga dikeluarkan darah yang gusinya terinfeksi karena giginya meradang, dibersihkan lagi lalu ditambal. Bedanya yang perawatan pertama gak dibius, yang kedua ini disuntik anti nyeri, plus gak dikasih resep obat. Karena aku lagi hamil waktu habis perawatan juga parasetamol forte hanya kuminum selama dua hari sehari satu kali, padahal dikasih 10 tablet diminum jika nyeri sehari 3 kali. Nah yang kedua jika nyeri diminum parasetamolnya lagi, kuminum satu karena agak nyeri setelah makan malam. Menurut dokter Yahya gigiku gak bisa tambal permanen karena sudah goyang jadi tambal sementara, tapi semoga katanya gak kumat lagi sakitnya, masalahnya yang bolong nyebabin infeksi pun di tengah gigiku. Jadi kemarin itu perawatan saluran akar gigi dengan diagnosa gangna pulva.
Alhamdulillah nemu dokter gigi seperti waktu di Garut, dulu berobat gigi waktu jaman kuliah di Bandung cabut gigi bungsu aja kudu operasi bagi 4 baru diambil ma dokter gigi cewek, denger operasi aku hanya minta scalling karang gigi aja, tapi drg. Criss Alimudin di kliniknya langsung cabut bisa, karena kalau gak dicabut udah mau ke pipi tumbuhnya sakit banget. Sama halnya pernah berobat gigi di Hermina Pandanaran Semarang drg.Cristine hanya dibersihkan karang gigi juga ditambal enamel gusi tiga titik gigi yang akarnya sudah keliatan dan goyang.
Nah dokter Yahya ini mirip dokter Criss udah pengalaman dan begitu kita tunjuk sudah langsung tahu dimana akar masalah nyeri si gigi. Semoga nanti kalau sudah selesai perawatan saluran akar gigi kedua dan ditambal gak nyeri lagi gigiku karena rasanya gak enak banget. Jadi dokter hanya menyarankan jika gak sakit lagi walau tambak sementara gak usah datang lagi. Perawatan pertama dan kedua sama 200 ribu rupiah, dan sistem reimbuse semoga bisa karena surat diagnosa dan kwitansi ma resep hanya selembar kertas ada cap dokter.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya
Mohon tidak meninggalkan link hidup