Ternyata Indonesia masih termasuk negara dengan tingkat kasus kusta tertinggi ketiga di dunia loh. Kusta jika dibiarkan bisa menjadi disabilitas. NLR melakukan kegiatan Roadshow Leprosy di Slawi dan Tegal yang menggandeng BABINSA dan PKK. Kusta harus ditangani segera karena termasuk penyakit menular.
Kusta atau lepra merupakan penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, dan saluran pernapasan, dikenal juga dengan nama penyakit Hansen atau Morbus Hansen.
Kusta ditandai dengan lemah atau mati rasa di tungkai dan kaki, kemudian diikuti dengan timbulnya lesi di kulit. Kusta menyebar melalui percikan ludah atau dahak yang keluar saat penderitanya batuk atau bersin.
Gejala penyakit kusta diantaranya :
1. Kulit mati rasa, tidak bisa merasakan suhu, sentuhan, tekanan atau nyeri,
2. Kulit tidak berkeringat,
3. Kulit terasa kaku dan kering,
4. Luka yang tidak terasa nyeri di telapak kaki,
5. Bengkak atau benjolan di wajah dan telinga,
6. Bercak yang tampak pucat dan berwarna lebih terang daripada kulit di sekitarnya,
7. Saraf membesar, biasanya di siku dan lutut,
8. Otot melemah, terutama pada otot kaki dan tangan,
9. Alis dan bulu mata hilang permanen,
10. Mata menjadi kering dan jarang mengedip,
11. Mimisan.
Komplikasi penyakit kusta jika tidak ditangani yaitu :
1. Mati rasa
2. Glaukoma
3. Kebutaan
4. Gagal ginjal
5. Kerusakan bentuk wajah
6. Kerusakan permanen pada bagian dalam hidung
7. Kemandulan pada pria
8. Lemah otot
9. Kerusakan saraf permanen di luar otak dan saraf tulang belakang,
termasuk pada lengan, tungkai kaki, dan telapak kaki
10.Cacat permanen, seperti alis hilang, cacat pada jari kaki, tangan dan
hidung.
Kusta diobati dengan antibiotik, kombinasi antibiotik selama 1-2 tahun, jenis dosis dan lama pengobatan disesuaikan dengan kondisi pasien kusta, diantaranya ada rifampicin, dapsone, clofazimine, minocycline dan ofloxacin.
1. Menjaga daya tahan tubuh,
2. Perhatikan Ventilasi udara lingkungan sekitar,
3. Hindari bepergian ke daerah endemik kusta,
4. Jika ada keluarga yang mengalami kusta, ingatkan untuk mengonsumsi
obat hingga sembuh,
5. Pakai masker dan jaga kebersihan.
Bu Elly Novita, sebagai wakil ketua Pokja PKK, Kusta itu jadi stigma penyakit menakutkan masih melekat, Kusta bukan kutukan dan penyakit menurun. Jika ada yang kena segera bawa ke puskesmas kasih obat Profilaksis cukup 1x, jika terlambat sampai kaku mati rasa kusta bisa menyebabkan disabilitas.
Sosialisasi edukasi, penyakit kusta ada olahraga bersama. Bu Elly juga menggandeng tokoh agama dan tokoh masyarakat agar lebih dituruti dan digugu oleh warga.
Strategi bu Elly dari PKK jaringan sampai dawis, rencana strategi semoga sampai DINKES di Slawi dan Tegal.
Kendala dalam sosialisasi edukasi kusta ini adalah masih dianggap keliru sebagai penyakit kutukan dan menular, sehingga stigma negatif lebih cepat diterima daripada hal yang positifnya. Bisa dibuktikan stigma negatif itu yang sakit kusta saja malu mengakui bahwa dirinya sakit kusta.
Menurut Pak Shokib, roadshow edukasi kusta misal 1 koramil 15 sampai 20 desa, kegiatan bersama nakes, kader kesehatan, bisa menyebar informasi ke seluruh wilayah.
Sosialisasi edukasi meliputi :
1. Cara mengenali penyakit awal kusta,
2. Segera ke Puskesmas jika kena kusta untuk segera diobati,
3. Ketika kegiatan Posyandu disisipkan upaya penangangan kusta.
Di Tegal semakin berkurang penyakit kusta dengan adanya gaung kusta bersama BABINSA dan PKK ini.
Kolaborasi BABINSA, PKK dan seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan dalam sosialisasi edukasi kusta ini.
Metode BABINSA dengan mengadakan kegiatan diskusi agar masyarakat terbuka, tukar pikiran, mau cerita keluhan indikasi kusta dan harus siap didengarkan dan diobati bersama nakes.
Tentu perlu usaha dan kolaborasi yang solid untuk terus sosialisasi edukasi tentang kusta ini, agar Indonesia bebas kusta. Semoga dengan adanya kegiatan NLR seperti gaung kusta bersama BABINSA dan PKK ini makin mengurangi angka penyakit kusta di Indonesia sampai betul-betul menjadi nol tidak hanya di Slawi Tegal tapi di seluruh Indonesia yang ada endemi kustanya.