Pendidikan dasar dan di usia dini ini penting kalau menurutku, karena bisa tahu sejak dini potensi dan minat anak plus mengajarkan kemandirian juga sosialisasi. Faktor utama pilih sekolah adalah yang cocok dengan anak dan kemampuan finansial ortunya. Tetap ya pendidikan utama itu adalah di rumah, sekolah adalah pendukung.
Nah kelebihan sekolah umum :
- Murah dari segi biaya.
- Toleransi beragama, biar anak tahu bahwa di negara kita Bhineka Tunggal Ika.
- Sosialisasi berteman dari semua kalangan.
- Ekstrakulikuler majemuk seperti ada bahasa Inggris dan drumband.
Tapi ada kekurangannya :
- Kurang disiplin, anak yang kesiangan atau gak masuk gak ada sanksi.
- Faktor lingkungan circle pertemanan pengaruh.
- Anak cenderung bosan dengan metode pengajaran yang monoton.
- Tidak ada guru pendamping atau shadow teacher sehingga tidak ada program inklusi, ini kasian berdampak kepada anak yang biasa ketika harus berinteraksi dengan maaf temannya misal ada yang autis, speech delay atau gangguan tumbuh kembang karena dicampur dalam satu kelas.
- Kurang mandiri, karena dibolehkan anak ditungguin di luar pager sekolah.
- Kurangnya tenaga pengajar, jadi guru ya multitasking merangkap bendahara dan lainnya.
Buat anakku pengalaman 3 bulan main dan belajar bersosialisasi di KB ini.
Kemudian anakku tes observasi dan wawancara juga trial class, diuji oleh Kepsek sekolah Montessori langsung, dimana sekokah ini Islami dan Bilingual. Alhamdulillah diluar ekspestasi anakku lulus, 9 bulan anakku sekolah disini sampai Juni tahun ini. Progressnya sangat bagus untuk anakku di 3 bulan hasil rapot kemarin, mari kita lihat 6 bulan ini sisa 5 bulan berjalan hasil rapotnya per 3 bulan.
Kelebihan Montessori Islami :
- Anak jadi mandiri, ini berdampak anakku bisa pipis dan pup sendiri, pakai baju sendiri plus gak harus ditungguin di sekolah. Dan lepas pempers total.
- Jadi tahu potensi, minat bakat anakku dimana dan lebih cenderung ke art atau curtural.
- Aspek montessori bahasa, tahfidz tahsin, doa pendek, iqro, berenang, motorik kognitif dijarin semua, bahkan skill life yang biasa dilakukan di keseharian.
- Disiplin, selain di rumah juga membereskan mainan sendiri, di sekolah pun iya.
- Bahasa bilingual dibiasakan sejak dini nambah kosakata, anakku udah detail cerita seperti orang dewasa. Jangan khawatir anak bingung bilingual, karena justru anak di golden age itu cepat nyerap informasi jadi cepat bisa.
- Diajari calistung dengan cara yang menyenangkan, jadi lebih pintar gak usah les lagi kan.
- Makin mengenal personal pribadi anak, karena diajari one by one.
- Keterampilan berkomunikasi meningkat, anak cepet adaptasi dan pintar.
- Ada shadow teacher untuk anak yang maaf autis atau speech delay, sehingga tidak mempengaruhi temannya yang normal, tentunya biaya berbeda ya. Alhamdulillah anakku mah normal, cuma ini memudahkan ortu lainnya jika anaknya ada kebutuhan khusus.
- Gurunya dalam 1 kelas banyak, ada guru kelas dan guru-guru semua aspek kelas Montessori.
Kekurangannya adalah :
- Biaya sekolah mahal, nah ini kami senang anak kami happy dan tambah pintar, tapi biaya sekolah naik terus heuheu, dahlah nyerah urusan biaya. Rezeki dijamin Alloh tapi harus ukur logika plus ada adiknya juga harus sekolah nanti hehe. Apalagi jika dilanjutkan TK B disini 41 juta setahun dan SD-nya 60 jutaan rupiah heuheu.
- Dicampur berbagai rentang usia anak, anak gak hanya gaul dengan usia seumurnya tapi dengan anak usia dibawahnya dan yang lebih tua.
- Di Indonesia masih jarang jenjang kelas Montessori tingkat SD, SMP sampai SMU.
- Terlalu merdeka dan mandiri belajar, dikhawatirkan nanti anak susah adaptasi ketika masuk jenjang pendidikan selanjutnya yang harus text book.
- Tidak bisa diakses semua orang, makanya jarang dishare aparatus dan video pembelajaran karena sekolahnya mahal.
Anakku sekolah di Montessori Islami ini pas usia 3 tahun 11 bulan dari jam 8 pagi sampai 11.30 siang, pas usia pas 4 tahun hingga sekarang full day school dari jam 8 pagi sampai 2 siang.
Jika ada yang bertanya kenapa pindah-pindah, gini ya kita juga gak sembarangan yang pertama untuk mengembangkan pribadi dan potensi serta minat bakat anak kami, plus balik lagi finansial alias biaya. Ketika pas pertama mau sekolah di KB rezekinya ya adanya segitu 3 bulan 2 juta rupiah saja, pas sekarang sekolah Montessori untuk 9 bulan sampai Juni nanti 26 juta rupiah Alhamdulillah pas ada rezekinya, tapi ketika semua naik karena sekolah Montessori mahal, kami juga prioritas dan melihat kekurangan juga kelebihan dan untuk jenjang pendidikan selanjutnya kami milih sekolah interactive yang setahun atau 12 bulan sekitar 13 jutaan rupiah saja. Jadi bisa nabung buat jenjang sekolah selanjutnya plus untuk adiknya.
Ini anak kami InsyaAlloh di TK B dan SD sekolah interactive Islami ini mulai Juli 2024, di TK B dulu baru nanti Juli 2025 di SD.
Ini kelebihan sekolah interactive :
- Melatih mandiri
- Meningkatkan kemampuan komunikasi, brainstorming, diskusi dan latihan kelompok.
- Melatih kreativitas.
Kekurangannya adalah :
- Tantangan adaptasi pribadi
- Kualifikasi guru
- Ketidaknyaman psikologis, tapi jika dibimbing dengan hati-hati dan penuh perhatian siswa dari tidak nyaman jadi nyaman.
Ini hasil pengatamanku dan suamiku selama ini, dan dari pengalamanku jadi guru SMK dan dosen D1, memilih sekolah sekalipun mau yang skala Internasional pasti ada kelebihan dan kekurangannya, plus pro dan kontranya. Balik lagi kalau kami sih gak ngurusin apa kata orang ya, toh orang lain gak ikut bayarin, dan kami yang paling tahu potensi dan minat bakat anak kami, selama anak kami nyaman dan happy di sekolah plus kita mampu bayarnya ya hayuk go school. Karena kami pun tak gegabah, selalu mengusahakan yang terbaik untuk anak, mendukung anak tapi balik lagi lihat kemampuan kami untuk bayar juga dan mengingat kelebihan dan kekurangan sekolah. Dan kami percaya semuanya gak ada yang sia-sia pasti ada hikmahnya dan dampak postif untuk anak kami. Alhamdulillah kedua anak kami sulung dan bungsu anak-anak yang tumbuh kembangnya sesuai usianya. Cepat tanggap dan cenderung penurut gak neko-neko, jadi gak perlu les ini itu lagi, anak kami dengan fasilitas di rumah dan sekolah sudah cukup memuaskan progres hasil belajarnya. Dalam memilah dan memilih sekolah pun kami sebagai ortu selalu melibatkan anaknya untuk mengambil keputusan, karena dia yang akan menjalaninya. Anakku soalnya udah bisa diajak diskusi dan ngobrol 2 arah walau umurnya baru mau 4 tahun lebih 3 bulan.
Balik lagi kedekatan emosional dan jiwa raga, lebih bagus dididik ortunya langsung, sekali lagi sekolah bukan yang utama tapi pendukung. Gak usah khawatir kesuksesan sudah ada takdir Ilahi, cuma kita harus berproses terus belajar dan berdoa agar anak-anak kita sukses di masa depan, juga beruntung di dunia akhirat.
Selain takdir sudah tersurat dan tersirat di Lauhul Mahfuz-Nya, kita hidup butuh selembar kertas pengakuan untuk jenjang pendidikan yaitu rapot TK, SD, SMP, SMU dan ijazah sampai perguruan tinggi. Menuntut ilmu itu wajib, bahkan berkah untuk anak kita sendiri dan pahala jariyah buat ortunya.
tetap pilih yang dominan materi agamanya mbak. biar kita jadi tenang, komen d blogku juga y
ReplyDelete