Wednesday, October 30, 2024

Gerakan Gigi Bali Sehat Komang Ayu Pemenang SATU Indonesia Awards 2021

October 30, 2024 0 Comments

Kesehatan gigi dan mulut penting karena merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kenapa penting ini dia alasannya : 

  1.  Mencegah penyakit. Kesehatan gigi dan mulut yang baik dapat mencegah berbagai penyakit yang dapat memengaruhi kualitas hidup, seperti penyakit jantung, diabetes, dan gangguan pernapasan. 
  2. Membantu makan dan berbicara. Gigi dan mulut yang sehat membantu kita makan dan berbicara dengan baik. 
  3. Meningkatkan penyerapan nutrisi Gigi yang sehat membantu kita mengunyah makanan dengan lebih baik, sehingga memaksimalkan penyerapan nutrisi. 
  4. Diagnosa dini penyakit. Pemeriksaan gigi secara berkala dapat membantu dokter mendeteksi tanda-tanda penyakit yang serius, seperti kanker. 
  5. Menjaga senyum yang indah. Merawat gigi dan mulut dengan baik tidak hanya penting untuk kesehatan, tetapi juga untuk menjaga senyum yang indah.
Komang Ayu Sri Widyashanti, seorang mahasiswa kedokteran Universitas Udayana, tergerak untuk mengatasi permasalahan gigi dan mulut.   Berawal dari pengalamannya menemukan sekelompok anak di daerah Kintamani, Bangli, yang tidak memiliki sikat gigi sendiri pada tahun 2017, Komang Ayu merasa terpanggil untuk memanfaatkan ilmu kedokteran giginya demi kesehatan masyarakat.


Komang Ayu ingin memberikan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat, khususnya tentang kesehatan gigi. Lalu Komang Ayu Sri Widyasanthi menggagas program 'Gerakan Gigi Bali Sehat' diawali ketika Komang bergabung pada komunitas literasi yang terjun ke desa-desa. Dokter gigi lulusan Universitas Udayana ini kebagian tugas mengedukasi tentang kesehatan, termasuk menjaga kesehatan gigi.

Komang merasa miris ketika ngobrol dengan anak usai 6 – 14 tahun tentang kesehatan gigi.  Faktanya 7 dari 10 anak mengatakan tidak punya sikat gigi. Bahkan ada yang satu sikat gigi untuk satu keluarga, waduh kok gini amat ya. Padahal sikat gigi itu hal wajib untuk dimiliki oleh satu orang satu sikat gigi, gak boleh dipakai bersama. Oleh karena itu Komang menggagas #satusikatgigiberarti melalui program 'Gerakan Gigi Bali Sehat'.

Saat awal menggagas program 'Gerakan Gigi Bali Sehat' pada Oktober tahun 2018, Komang Ayu masih menjalani pendidikan Profesi Kedokteran Gigi di Universitas Udayana Bali. Sesuai niatannya, perempuan kelahiran Tianyar, 28 Juni 1995 ini fokus pada edukasi kesehatan gigi dan mulut serta menyalurkan alat kesehatan seperti sikat gigi, pasta gigi, dan sabun kepada anak anak di Bali.

drg. Komang Ayu Sri Widyasanthi menerima award untuk sosok inspiratif dalam Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 yang digelar PT Astra. Gerakan yang semula hanya dilaksanakan di Karangasem, kini menyebar luas ke wilayah lain, yaitu Kabupaten Bangli dan Gianyar Bali.

Program Gerakan Gigi Sehat diawali dengan perkenalan dalam Bahasa Inggris melalui menyanyi disertai gerakan ringan atau nari untuk anak-anak supaya lebih bersemangat (pelemasan otot), kemudian setelah itu mulai dengan edukasi kesehatan mengenai pola hidup bersih dan sehat (PHBS), kebersihan diri, gigi dan lainnya. Ada tiga poin penting PHBS yaitu kebersihan kuku, kebersihan diri (cara mencuci tangan), dan kesehatan gigi (cara menyikat gigi yang benar). Kemudian dilakukan praktek Bersama anak-anak tersebut.

Ini fakta yang dilakukan Komang Ayu dan kawan-kawannya lewat program 'Gerakan Gigi Bali Sehat' dengan tagar #satusikatgigiberarti.

  1. Gerakan Gigi Bali Sehat didirikan sejak 2018. Program ini memberikan edukasi kesehatan gigi dan mulut serta menyalurkan alat kesehatan (sikat gigi, pasta gigi, dan sabun) kepada anak anak di Bali.
  2. Gerakan Gigi Bali Sehat juga berusaha menjadi bank sikat gigi untuk para donatur yang ingin menyumbangkan sikat gigi (sikat gigi baru) dan perlengkapannya ke anak-anak yang membutuhkan dan ingin membangun kebiasaan hidup bersih dan sehat.
  3. Gerakan Gigi Bali Sehat juga melakukan edukasi tentang protokol Kesehatan Covid-19 pada waktu pandemi lalu.
  4. Gigi Bali Sehat merupakan gerakan dengan visi #satusikatgigiberarti, yang bermakna setiap anak dapat memiliki sikat gigi masing-masing satu, hidup bersih, hidup sehat dan senyum sehat. 
  5. Gerakan Gigi Bali Sehat murni bertujuan sosial.  
  6. Hambatan yang saat ini terjadi adalah kesibukan para relawan yang memiliki kesibukan masing-masing.
  7. Lokasi target binaan cukup jauh dan perjalanan yang lumayan jauh dan jalanan agak terjal.
  8. Kini Ayu dan relawan yang membantunya, telah memiliki 14 kelas dengan siswa berjumlah 20 - 50 orang per kelas, yang diberikan edukasi dan pendampingan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
  9. Gerakan Gigi Bali Sehat juga telah melakukan kunjungan edukasi dan donasi fasilitas kesehatan gigi serta PHBS di beberapa sekolah dan taman baca lainnya yang bekerja sama dengan beberapa universitas/kampus yang ada di Bali, seperti di Tampak Siring Bersama UNDIKNAS, Yayasan Angle Heart di TK Denpasar dan Taman Baca Panca Sari Singaraja, di Seraya Bersama Yayasan Kakak Asuh Seraya, Poltekkes, dan beberapa sekolah lainnya lagi yang ada di Bali. Saat ini jumlah anak yang diberdayakan lebih dari 1000 anak, dengan jumlah binaan saat ini sekitar 400 orang.
  10. Dari semua kelas binaan dan sekolah lainnya yang telah dikunjungi, 85% dari mereka sudah terbiasa melakukan sikat gigi, cuci tangan dan lain-lain. Mereka sudah berhasil memenuhi target, karena anak-anak sudah dapat memperagakan dan melakukannya dengan baik dan benar. Keren ya kalau makin banyak orang yang peduli dengan sesama untuk kegiatan sosial seperti Komang Ayu lakukan, yakin deh pasti seluruh Masyarakat Indonesia sehat gigi dan mulutnya.
 

 

Sunday, October 27, 2024

Pedis Care Hasyim Sebagai Pemenang SATU Indonesia Awards 2019

October 27, 2024 0 Comments
Ahmad Hasyim Wibisono, CEO Pedis Care Malang, karena kiprahnya di bidang kesehatan diberi apresiasi oleh SIA:  Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia, Hasyim mendapatkan reward SATU Indonesia Awards tahun 2019 dari Astra atau PT Astra Intenational atau PT Astra International Tbk.

Sebelum merawat luka karena diabetes, kenali dulu tipe penyakit diabetes, yaitu :
  • Diabetes Tipe 1 yaitu kondisi kronis saat pankreas memproduksi insulin sedikit atau tidak sama sekali.Kondisi ini biasanya muncul saat masa remaja.
  • Diabetes Tipe 2 yaitu  kondisi kronis yang mempengaruhi cara tubuh memproses gula darah (glukosa). Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak memproduksi cukup insulin, atau menolak insulin.
  • Pradiabetes yaitu kondisi ketika gula darah tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk masuk dalam kategori diabetes tipe 2. Tanpa intervensi, dapat menjadi diabetes tipe 2 dalam 10 tahun. 
Diabetes diakibatkan oleh pola makan dan hidup yang salah. Salah satunya yaitu dari miinuman dan makanan ini :
1. Makanan Tinggi Karbohidrat,
2. Camilan Kemasan,
3. Buah Kering,
4. Makanan yang Mengandung Lemak Trans dan Lemak Jenuh Tinggi
5. Minuman Berenergi,
6. Minuman Beralkohol,
7. Daging Olahan.

Ns. Ahmad Hasyim Wibisono, M.Kep, MNg, Seorang dosen Pogram Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB), beserta timnya “Pedis Care” menjadi salah satu dari enam Penerima Apresiasi untuk tahun 2019 pada kategori kesehatan. Dengan mengangkat program : “Pengembangan Pelayanan Perawatan Luka Kronis Bagi Masyarakat dan Perawat”, Ns. Hasyim berhasil mengkombinasikan ilmu keperawatan dan penggunaan aplikasi andorid dalam aplikasinya.

Pedis Care merupakan praktik mandiri keperawatan yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan, pengabdian masyarakat, pendidikan kesehatan (diseminasi ilmu), dan inovasi produk kesehatan yang berdiri sejak tahun 2015 untuk merawat dan menyembuhkan luka kronis, luka diabetes, kanker, stoma di Malang Jawa Timur. Layanan Pedis Care dilandasi dengan meningkatnya jumlah penderita diabetes dan insiden luka diabetes di Indonesia. Selain itu, kesulitan perawatan luka kronis mengakibatkan kecilnya kemungkinan penyembuhan luka. Jika luka diabetes gak diobati bisa jadi amputasi bagian organ yang lukanya sudah parah, makanya perawatan luka sangat penting.

Pedis Care terdiri dari perawat yang telah tersertifikasi perawatan luka modern. Melalui aplikasi di android, dimensi luka bisa diukur dengan akurat. Terdapat 3 aktivitas utama yang dilakukan Pedis Care diantaranya, Pelayanan kesehatan dimana mereka berfokus pada perawatan pasien dengan luka kronis yang sulit sembuh. Pendidikan Kesehatan diberikan dalam bentuk penyuluhan dan konseling bertujuan untuk memberikan kesadaran pentingnya mencegah luka pada penderita diabetes, serta Inovasi Produk Kesehatan diwujudkan melalui 2 item yaitu alas kaki khusus diabetes dan pengembangan alat peraga pendidikan berupa manekin luka kronis.

Hasyim, bapak tiga anak ini menerima sejumlah penghargaan diantaranya : Satu Indonesia Awards 2019 kategori Kesehatan, Juara II presenter Jakarta Diabetes Meeting 2017 oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), dan Juara III Kompetesi Perencanaan Bisnis Nasional “Ifortepreneur” 2022. Info lebih lanjut bisa didapatkan dari akun sosial media Pedis care : instagram @pedis_care dan facebook Pedis Care, lokasinya di Malang Jawa Timur.

Kenapa luka diabetes harus dirawat dengan benar dan tepat penanganan, karena diabetes bisa menyebabkan komplikasi. Komplikasi diabetes dapat berkembang secara bertahap dan dapat memengaruhi berbagai organ tubuh, seperti: 

1. Mata
Diabetes dapat merusak pembuluh darah di mata, yang dapat menyebabkan retinopati diabetik dan mengganggu penglihatan. Dalam kasus yang berat, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan. 
 
2. Jantung
Penderita diabetes berisiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke. 
 
3. Ginjal
Diabetes dapat merusak pembuluh darah di ginjal, yang dapat mengakibatkan gagal ginjal. 
 
4. Saraf
Diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf, yang disebut neuropati diabetik. Neuropati diabetik dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, atau nyeri. 
 
5. Kaki
Diabetes dapat menyebabkan infeksi kaki yang berat, yang dapat mengakibatkan gangren dan amputasi. 
 
6. Kulit
Diabetes dapat menyebabkan infeksi kulit. 
 
7. Mulut
Diabetes dapat menyebabkan masalah kesehatan mulut, seperti penyakit gusi (periodontal). 
 
8. Seksual
Diabetes dapat menyebabkan disfungsi seksual akibat kerusakan saraf dan pembuluh darah, seperti disfungsi ereksi atau kekeringan vagina. 
 
9. Rambut
Diabetes dapat menyebabkan rambut rontok akibat kerusakan pembuluh darah. 
 
10. Ketoasidosis Diabetik (KAD)
Komplikasi ini terjadi saat tubuh tidak mampu menggunakan gula sebagai sumber bahan bakar. Apabila tidak segera mendapat penanganan, komplikasi ini dapat mengakibatkan sesak napas, koma, dehidrasi bahkan kematian.

Keren ya PT Astra International Tbk, adain program SATU Indonesia Award ini, jadi inovasi di bidang kesehatan seperti Pedis care ini dikenal masyarakat luas.


Thursday, October 24, 2024

Alan Efendhi Pemenang Astra Satu Awards Karena Aloe Vera

October 24, 2024 0 Comments
Foto dari Viva

Alan Efendhi, pemuda asal Desa Katongan Kapanewon Nglipar Kabupaten Gunungkidul berhasil menjuarai ajang cukup bergengsi yaitu Astra Satu Indonesia Awards Tahun 2023. Dalam Ajang ini Alan merupakan peserta yang mendaftar pada kategori Bidang Kewirausahaan. Berdasarkan nilai yang diperoleh pada kategori tersebut, bobot penilaian tertinggi adalah usaha yang dijalani memiliki produk yang berkualitas dan sustainable, lalu berdampak positif bagi lingkungan dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya.

Alan mulai pada tahun 2014, ketika Alan memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya setelah merantau selama kurang lebih 8 tahun di Jakarta. Satu alasan paling kuat yang membuat Alan rela meninggalkan pekerjaannya di Jakarta untuk kembali ke kampung halaman adalah karena kecintaannya pada kedua orang tuanya. Kondisi orang tuanya yang semakin renta membuat hati Alan terketuk untuk pulang kampung demi bisa membersamai orang tuanya tersebut, meski belum ada pekerjaan pasti yang akan ia geluti. Agar bisa tetap bekerja sambil merawat orang tuanya, Alan memutuskan untuk menjadi petani Aloe vera setelah mengeliminasi 3 pilihan komoditi lainnya yakni, anggur, pepaya california, dan buah naga.

Alan Efendhi merupakan seorang entrepreneur muda yang bergerak dibidang budidaya sekaligus pengolahan Aloevera Lidah Buaya dengan Brand "RASANE VERA", Alan sudah memulai usahanya semenjak tahun 2014 dan hingga saat ini sudah banyak produk berkualitas yang dihasilkan, terutama Minuman. Berdasarkan nilai yang diperoleh pada kategori tersebut, bobot penilaian tertinggi adalah usaha yang dijalani memiliki produk yang berkualitas dan sustainable, lalu berdampak positif bagi lingkungan dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya.

Usaha lidah buaya yang Alan jalankan turut serta juga melibatkan para ibu-ibu yang dipekerjakan untuk membantu produksi olahannya dan juga sebagai petani mitra binaan. Harapannya semoga kedepannya semakin banyak lagi putra putri Gunungkidul yang mampu bersaing mengangkat kegiatan positifnya ke ajang Nasional, sehingga Gunungkidul semakin dikenal.

Bertani itu hebat, bertani itu keren, bertani itu menguntungkan & bertani itu bisa menghidupi orang lain. Usaha yang Alan jalani turut serta juga melibatkan para ibu-ibu yang dipekerjakan untuk membantu produksi olahannya dan juga sebagai petani mitra binaan. Alan memanfaatkan lahan tiga hektar dan dibantu kelompok wanita tani dengan anggota seratus orang, membuat uasaha budidaya lidah buaya mampu mendapatkan omzet penjualan hingga tiga puluh juta rupiah setiap bulannya.

Bisnis/usaha makanan dan minuman berbahan dasar Aloe Vera memiliki peluang yang cukup besar, mengingat tanaman ini termasuk satu dari sepuluh tanaman terlaris di dunia yang memiliki kandungan vitamin cukup lengkap. Maka dari itu, produk yang dihasilkan dari pengolahan tanaman ini juga bermanfaat bagi kesehatan.

Foto dari Punca Media

Produk yang dihasilkan antara lain Keripik aloevera, nata de aloevera, aloevera cube drink dan aloe liquid. Produk-produk ini bisa dikonsumsi oleh berbagai kalangan usia,dan sangat berpeluang besar menjadi produk yang diminati dan diterima masyarakat luas, baik lokal maupun asing. Produk ini juga sudah mengantongi legalitas usaha antara lain IUMK, NIB, PIRT dan HALAL.

Inovasi dan Kelebihan Produk Rasane Vera antara lain adalah :
  • Penanaman Aloe Vera di lahan kering.
  • Hasil panen memiliki bobot rata-rata 1 kg per pelepah (daun) Aloe Vera.
  • Bahan baku merupakan hasil budidaya sendiri sehingga terjamin kualitasnya.
  • Menggunakan pemanis gula batu murni sehingga produk ini lebih aman dan nikmat untuk dikonsumsi.
Selain itu, di usaha ini juga membuka wisata edukasi bagi siapapun yang ingin belajar tentang budidaya serta pengolahan lidah buaya atau Aloevera. Keren ya Alan ini, untuk dapetin produk usahanya bisa di :
Instagram @rasanevera dan email info@rbgunungkidul.id




Monday, October 21, 2024

Pendongeng Kreatif dari Maluku Mendapatkan Apresiasi Satu Indonesia Awards 2020

October 21, 2024 0 Comments

Foto diambil dari IDN Times: Eklin dan Dodi boneka peraganya

Mendongeng adalah kegiatan menceritakan dongeng secara lisan kepada pendengar. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan atau tanpa alat peraga. Mendongeng merupakan salah satu metode belajar yang efektif dan menyenangkan bagi anak-anak.

Eklin Amtor de Fretes, pendongeng asal Maluku sukses mendirikan Youth Interfaith Peace Camp, sebuah program untuk berbagi tentang nilai perdamaian dan menghidupkan perdamaian lewat kreativitas dan keseharian hidup. Sebanyak 90 pemuda lintas iman di Maluku (Islam, Kristen, Katholik, Agama Suku Nuaulu) telah mengikuti Youth Interfaith Peace Camp.

Setelah membuat program itu, Eklin mulai berdongeng untuk menyampaikan pesan terkait pendidikan perdamaian, buat anak-anak kecil di Maluku untuk melawan cerita-cerita konflik yang membawa segregasi wilayah di Maluku melalui Dongeng Damai atau Dodi, seperti nama dari boneka yang Eklin gunakan sebagai alat peraga dalam berdongeng.

Sebagai pendongeng Kreatif untuk Anak Maluku, Eklin bercerita tentang pesan perdamaian, yakni pluralisme dan toleransi, bersama dengan bonekanya yang bernama Dodi (Dongeng Damai). Dia mendongeng dengan pendidikan karakter yang kontekstual, disesuaikan dengan keberadaan dan kebutuhan anak-anak yang menerima pendidikan karakter melalui dongeng-dongeng.

Karena lewat mendongeng banyak manfaatnya yaitu :

  • Menanamkan nilai-nilai kehidupan
  • Membangun ikatan antara pendongeng dan pendengar
  • Menumbuhkan sikap proaktif
  • Mempererat hubungan anak dengan orang tua
  • Menambah pengetahuan
  • Melatih daya konsentrasi
  • Menambah perbendaharaan kata
  • Menumbuhkan minat baca
  • Memicu daya pikir kritis anak
  • Merangsang imajinasi, fantasi, dan kreativitas anak. 
Foto diambil dari Instagram @kak_eklin

Hebatnya lagi pada tahun 2019, Eklin membuat program baru yaitu Belajar di Rumah Dongeng Damai yang di dalamnya berisikan pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, dan kelas seni. Hal ini rutin dilakukan untuk anak-anak di daerah Maluku agar anak-anak dapat mendongeng dengan berbagai bahasa sambil melakukan seni. Bagus ya Eklin sudah menerapkan bilingual dalam mendongeng. Penelitian menunjukkan bahwa bilingualisme memiliki banyak manfaat bagi anak-anak, seperti peningkatan multitasking dan memori, kinerja akademik yang lebih kuat, dan koneksi budaya yang lebih dalam. Dalam jangka panjang, siswa bilingual juga memiliki akses ke lebih banyak peluang karir dan pembelajaran.

Menurut Eklin mengajarkan ilmu tidak melulu soal akademis namun juga nilai positif yang bisa diajarkan sedari dini. Harapannya agar dongeng bisa tetap hidup tidak hanya menjadi media pendidikan tapi khususnya dapat menghidupkan nilai dan merawat perdamaian di Maluku.

Berkat prestasi tersebut, Eklin menerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 Bidang Pendidikan. Semangat Eklin dalam memajukan dunia pendidikan dan merawat perdamaian sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa dan tujuan empat SDGs, yakni Pendidikan Berkualitas. 

Prof. Fasli Jalal merespons positif kontribusi yang dilakukan Eklin dan Alena apalagi dalam dunia pendidikan. Menurutnya tujuan pendidikan lebih dari sekedar agar memperoleh pekerjaan. Hal penting lainnya yaitu untuk membangun karakter anak dan juga membantu kemajuan bangsa karena kekuatan masa depan bangsa terletak di tangan masyarakat yang berpendidikan. 

Eklin bisa dijumpai di instagramnya @kak_eklin. Kesibukan dia saat ini sebagai pendeta, pendongeng nasional, trainer nasional living values education. 12 Oktober 2024 kemarin @kak_eklin baru mengadakan pelatihan yang lokasinya di Depok Jawa Barat. Semua anak muda dari bagian timur dan  tengah Indonesia pun bisa membawa ilmu ke wilayah bagian barat Indonesia , jadi tidak harus selalu dari barat ke timur. Matahari pun mulai dari timur dan bergerak ke barat. Tetaplah hidup baik dengan siapapun sekalipun kadang kita diperlakukan dengan tidak baik oleh orang lain. Tetap tebarkan damai dimanapun, lakukan segala sesuatu dengan tulus kapanpun itu dan masih banyak nilai lainnya, ujar Eklin. Mimpi Eklin sampai saat ini hidup bersaudara di Maluku. dan Eklin juga terinspirasi dari kalimat bijak, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya.

Friday, October 18, 2024

Andy Pahlawan Anti Nyamuk Penerima Anugerah SATU ASTRA 2013

October 18, 2024 0 Comments
Foto diambil dari web ASTRA

Perangkat Nyamuk Andy Suryansyah harapan baru untuk cegah DBD. Punya pengalaman dengan DBD, dulu jaman kuliah adikku sendiri kena DBD dirawat, dan pas sudah punya anak, anak sulungku kena DBD dirawat, mana lumayan mahal biaya obat-obatannya dan belum lagi kasihan diambil darah tiap hari, untuk mengetahui trombosit berapa. Dan buat anak ngilangin trauma akibat bulak balik diambil darah untuk cek trombosit butuh waktu healing dan rileksasi seperti dibawa wisata atau ke playground sehingga dia lupa rasa sakit ketika diambil darah, dan biar gak stress. Penyebab DBD itu nyamuk Aedes Aegypti, cuma nyamuk sih tapi dampaknya buat kesehatan sangat besar.

Nyamuk adalah makhluk kecil yang dapat mengganggu tidur nyenyak kita, menyebarkan penyakit berbahaya seperti malaria, demam berdarah, dan Zika. Untuk melindungi diri dan keluarga dari gangguan nyamuk dan bahaya yang mereka bawa, alat perangkap nyamuk menjadi solusi yang efektif.

Ini juga menjadi salah satu titik masalah yang dipikirkan oleh Andy Suryansah, salah satu pemenang penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2013, ketika melihat banyak warga di kampungnya terkena demam berdarah, yang akhirnya membuat pria kelahiran Kampung Dupak Rukun, Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya ini tergerak untuk menciptakan perangkat anti-nyamuk.

Foto diambil dari VIVA

Kita pernah beli alat perangkap nyamuk ini di toko lumayan harganya, Andy keren banget nih bikin sendiri pantes dapet reward dari ASTRA ya. Andy sebagai lulusan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya jurusan Teknik Komputer, ketika membuat alat perangkap nyamuk mengumpulkan elemen-elemennya. Elemen itu yaitu lampu dan kawat kasa, sampai perilaku si nyamuk jantan betina diamati dan diteliti.

Sasaran alat yang dibuat Andy adalah nyamuk betina, karena sumber berkembangbiak nyamuk dengan cepat adalah nyamuk betina. Lalu Andy menemukan suara khas nyamuk jantan yang bisa menarik nyamuk betina mendekat alatnya. Begitu nyamuk betina terjebak maka akan mati karena aliran listrik yang ada pada kasa Falle. Mengapa sasarannya adalah nyamuk betina? karena nyamuk betina yang biasanya menghisap darah manusia sebagai sumber nutrisi untuk bisa memproduksi telur dan berkembang biak.

Alat yang dibikin oleh Andy dinamakan Falle, Andy menggabungkan dua teknologi Ultraviolet dan Audiosonik. Alat Falle Andy ini terdiri dari sumber daya listrik, pembangkit frekuensi, audiosonik, rangkaian penyengat dan lampu UV dilengkapi dengan casing kawat kasa dua lapis. Rangkaian alat Andy bekerja saat Falle dinyalakan. Falle berbentuk kubus dengan ukuran 20 x 20cm. Falle ini berasal dari bahasa Jerman yang berarti jebakan. Falle adalah alat penjebak nyamuk yang aman untuk lingkungan

Pembangkit frekuensi audiosonik akan memancarkan gelombang dengan frekuensi tertentu, jadi menarik nyamuk untuk dateng ke sumber gelombang. Selain itu lampu UV akan memancarakan sinar UV yang sangat disukai nyamuk juga serangga.

Memang benar lebih baik pakai alat seperti Falle ini daripada penyemprot serangga, lebih aman untuk pernafasan kita dan nyaman untuk anak-anak, gak khawatir terpapar racun serangga. Bener deh salut akan penemuan alat Falle ciptaan Andy ini, jadi mau nyari di rumah disimpan dimana punya alat seperti ini, mau kugunakan lagi buat perangkap nyamuk di rumah. Selain 5M (mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan dan mengganti air di vas bunga), cegah DBD salah satunya pakai alat perangkap nyamuk, rumah bebas nyamuk dan serangga.

Monday, October 14, 2024

Dewis Akbar Pemenang Anugerah SATU Astra Berkat Gamelan Elektronik

October 14, 2024 0 Comments
Foto diambil dari Jawa Pos


Dewis adalah guru ekstrakurikuler TIK di SDN 10 Regol Garut, Jawa Barat, ruang kelas kecil hanya berukuran 6 x 6 meter. Meski terbatas, ruangan tersebut sekaligus dijadikan laboratorium komputer. Sehari-hari  Dewis adalah pengelola agroforestry/wanatani.

Dewis juga memiliki lahan kebun yang ditanami teh dan jamur di Garut, keren ya. Di tengah kesibukan mengurus kebun, Dewis aktif menjadi tenaga pengajar di SDN Regol 10 sejak 2014. Dulu SDN Regol 10 hanya memiliki 1 unit komputer, dan dipakai untuk administrasi sekolah.

Pengajaran TIK (teknologi informasi dan komunikasi) di sekolah hanya menggunakan teori. Tanpa praktik, bikin anak murid cepat bosan. Ketika jumlah komputer bertambah menjadi tiga unit, anak-anak juga hanya belajar pembuatan dokumen dengan Microsoft Office. 

TIK itu butuk praktek, anak-anak diajari sesuatu yang lebih luas agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan perubahan teknologi digital yang cepat.

Di SDN Regol 10 Dewis mendirikan kelompok ekstrakurikuler yang bernama STEAM Club. STEAM (Science, Technology, Engineering, Art &Math). Dewis pun berusaha mengajarkan pemrograman untuk siswa SD kelas V. Dari situ, anak-anak tak hanya belajar hal-hal mendasar mengenai komputer. Murid-murid juga diajari membuat berbagai aplikasi komputer.

Mengajari anak yang punya komputer di rumah itu gampang karena sudah terbiasa, beda dengan anak yang tak punya komputer di rumah yang mengetik pakai keyboard saja mereka lama dan agak susah. Bahkan  lama waktu hanya untuk mengetik satu kalimat saja.

Foto diambil dari web ASTRA

Dewis melihat bahwa semangat para siswa untuk belajar TIK sangat tinggi. Anak-anak yang sudah mahir komputer tak keberatan jika diminta untuk mengajari temannya. Anak-anak yang kurang mengenal komputer juga tak mudah putus asa untuk belajar mengetik dan mengenal program. Mereka terkadang lebih mudah memahami pelajaran komputerisasi digitalisasi dari temannya ketimbang dari guru.

Para siswa pun mulai belajar coding, membuat perintah dan aplikasinya lewat komputer. Mereka mencoba membuat aplikasi. Yang kali pertama dibuat adalah aplikasi Saron Simulator. Yaitu aplikasi Android yang dibuat untuk memudahkan siswa yang ingin bermain gamelan. Gamelan asli itu kan alatnya besar-besar dan berat juga harganya mahal.

Saron Simulator terbuat dari bahan yang sederhana. Misalnya akrilik dan papan kayu yang bisa juga disubstitusikan dengan papan plastik. Untuk suara alat-alat gamelan, diambil terlebih dahulu sampelnya dengan direkam menggunakan ponsel Android. Sampel suara itu dimasukkan ke aplikasi menggunakan coding. Nanti dari komputer muncul suara yang menyerupai alat gamelan yang sudah direkam, ujar Dewis.

Saron Simulator dimainkan seperti alat gamelan biasa, bentuknya lebih tipis saja. Saron simulator terus ditambah alat-alat music lainnya, yaitu: peking, bonang, jengglong, gong dan kempul. Nah penemuan Dewis ini membuatnya mendapatkan anugerah SATU ASTRA di 2016. Dengan inovasinya tersebut Dewis juga sukses  mendapatkan penghargaan Inaicta (Indonesia ICT Awards) 2014 juga Apicta (Asia Pasific ICT Alliance Award) di tahun yang sama.

Jika banyak guru kreatif seperti Dewis ini, wah dijamin Indonesia makin maju dan murid-muridnya kreatif inovatif. Garut sekarang makin berkembang, kotanya sudah sangat rame dan fasilitas teknologi digital juga sudah menjangkau luas semua daerah di Garut. 
"it's not what you know, but what you do" (bukanlah apa yang kamu tahu tapi apa yang kamu lakukan)
Bisa follow juga akun instagramnya @dewisakbar. Beliau sekarang juga aktif dalam karya sains teknologi digital dan penggagas lab on Bike.
    



Saturday, October 12, 2024

Amilia Agustin Penerima Anugerah SATU ASTRA 2010

October 12, 2024 0 Comments

 


Foto dari Kumparan

Dalam kisah penerima SATU Indonesia Awards ASTRA selalu ada hal positif dan unik.

Salah satunya Ami, panggilan sehari-hari Amilia, pada tahun 2010 di Bandung, waktu itu Ami ada pelajaran olahraga di sekolahnya. Guru olahraga meminta seluruh muridnya, termasuk Ami, untuk lari berkeliling kompleks sekolah. Kemudian, di satu titik rute lari, Ami tak sengaja melihat seorang Bapak sedang makan di dekat gerobak berisi penuh sampah.

Terbersit di pikiran Ami, jangan-jangan sampahnya dari sekolah kita lagi. Jika bapaknya sakit, kita ikut kena dosa juga. Ami lalu bercerita ke guru biologi yang merangkap sebagai pembimbingnya di ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) yaitu Ibu Nia. Kata Ami, saat itu kampanye zerowaste atau upaya minimalisasi produksi sampah belum populer di kalangan anak muda pas tahun 2008 itu.
Ami berdiskusi dengan Ibu Nia sampahnya bisa kita apakan ya Bu. Ibu Nia menyarankan Ami dan teman-temannya di ekstrakurikuler KIR untuk mendatangi Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) bergerak di bidang pengomposan dan pemilahan sampah. 

Sejak itulah Ami dan teman-temannya rutin belajar di YPBB, hingga menginspirasi mereka untuk membuat tempat pemilahan sampah organik dan anorganik.

Pada 2008, kita bikin di tiap kelas kardus-kardus untuk mewadahi sampah organik dan anorganik. Tapi itu pun dihina-dina gak semua niat baik ditanggapin dengan baik kata Ami. Guru-guru Ami saat itu pun sempat memprotesnya karena penggunaan kardus sebagai tempat sampah dinilai kurang estetis, terlihat gak rapi.

Lalu kardusnya dibungkus pakai kertas kado. Tapi ternyata masih suka ditendang-tendang sama anak lelaki yang suka main bola, kata Ami. Pengalaman pahit itu membuat Ami dan teman-temannya menyadari bahwa kampanye pemilahan sampah ternyata sangat berat jika dilakukan oleh sedikit orang. 

Lalu Ami punya ide untuk mengkampanyekan masalah  sampah ini saat Masa Orientasi Sekolah (MOS) di sekolahnya. Pas waktu itu Ami belum berani ngomong, jadi pakai wayang-wayangan, Ami yang saat itu baru naik ke kelas 8.

Foto dari Kumparan

Suatu waktu usai berdiskusi, Ami dan teman-temannya sepakat membentuk subdivisi baru di ekstrakurikuler KIR yang berkegiatan di bidang pengelolaan sampah di sekolah. Subdivisi itu dinamai 'Sekolah Bebas Sampah' atau 'Go to Zerowaste School'. Anggotanya  kian bertambah hingga berjumlah 10 orang. Sejak itu mereka kerap diajak sang pembimbing, Ibu Nia, untuk memperkenalkan programnya di berbagai acara bersama para guru.

Ami dan teman-temannya mencari cara untuk mengubah sampah-sampah yang mereka kumpulkan menjadi barang yang bisa digunakan kembali/daur ulang. Saat itu, menjelang naik ke kelas 9, Ami tahu bahwa seorang teman yang tinggal tak jauh dari sekolahnya, berasal dari keluarga kurang mampu. Dari kondisi ini, Ami punya ide untuk memberdayakan ibu temannya itu untuk mendaur ulang sampah. Ibunya juga punya teman-teman yang bisa kita ikutan dalam proses daur ulang sampah itu.

Mereka mengajak ibu-ibu itu untuk membuat tas dengan bahan dasar sampah bungkus kopi. Ami juga mengajak mereka untuk mengenalkan produk-produk daur ulang itu saat pembagian rapor dengan cara membuka stan di sekolah.

Semua upaya yang dilakukan Ami dan teman-temannya sejak awal telah menggugah Ibu Nia untuk mendaftarkan mereka dalam kompetisi SATU Indonesia Awards 2010 di bidang lingkungan. Ami menyetujuinya, namun dia mengira itu hanya kompetisi antar anak sekolah yang sudah biasa digelar. Ami berhasil terpilih menjadi penerima Astra Satu Indonesia Award di bidang lingkungan, serta mencatatkan namanya sebagai peraih termuda penghargaan tersebut. Apa yang Dilakukan Ami usai Raih Astra Satu Indonesia Award sekarang, Ami tak ingin menyia-nyiakan sejumlah dana yang didapat dari penghargaan itu. Dia memanfaatkannya dengan membeli mesin jahit untuk digunakan para ibu yang bekerja mendaur ulang sampah.

Sekarang, Sekolah Bebas Sampah yang Ami rintis bersama teman-temannya sudah berjalan lintas generasi. Sehingga kegiatan pengelolaan sampah di sekolah itu tetap berlangsung meski Ami sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) lagi.

Ami mendirikan komunitas Bandung Bercerita selepas SMA. Komunitas itu punya kegiatan mendidik anak-anak yang biasa bermukim di dekat rel kereta api di Kota Bandung. Kita bikin kurikulum di Bandung Bercerita, supaya anak makin pede/percaya diri dengan apa yang dia punya. Kita percaya anak-anak punya kecerdasan yang beda-beda. Teman-teman yang jago nyanyi kita ajak, teman-teman yang jago gambar kita ajak kata Ami.

Keinginan selalu bermanfaat bagi lingkungan membuat Ami hanya ingin bekerja di divisi Corporate Social Responsibility (CSR), jika dia memang harus bekerja di kantor. Akhirnya Ami mendaftar di CSR Astra. Meski pernah meraih penghargaan dari perusahaan tersebut, Ami tetap mengikuti seleksi. Karena basic aku bukan anak sains, tapi ternyata Astra menyebar lamaran Ami ke beberapa anak perusahaannya. Ami diterima di divisi CSR salah satu anak perusahaan Astra, PAMA, setelah melalui tujuh kali tahap wawancara. Di perusahaan itu pun Ami tetap mengkampanyekan masalah lingkungan. Jika main-main ke PAMA, enggak ada disediakan lagi plastik, enggak ada gula plastik. Belanja di koperasi enggak ada plastik, sampahnya dipilah. Jadi kalau nemu tong sampah di PAMA, itu desainnya bagian timnya Ami. Jika semua anak muda berpikiran yang sama, tentunya lingkungan lebih bersih dan sampah terolah dengan baik. Bener pasti Indonesia bakalan zero waste ya. Kata Ami sampah gak selamanya jadi masalah jika diolah dengan tepat.