Sunday, April 13, 2025

Pengalaman IGD dan Rawat Inap

April 13, 2025 0 Comments

Dalam hidup tentunya gak hal manis saja seperti piknik di tempat wisata, shopping dan main di playground mall juga staycation di hotel sembari wisata atau mampir sejenak menginap ketika perjalanan mudik. Ada hal yang gak mengenakan ketika tiba-tiba sakit dan tubuh perlu rehat juga penanganan khusus.

Pengalamanku selama ini ke RS malem-malem ke IGD pernah dulu 2016 pas inseminasi disuntik indung telur dalam rangka promil tapi tak berhasil. Pas 2016 biaya inseminasi 6 juta 500 ribu rupiah gak dicover asuransi tapi uang pribadi.  Tapi Alhamdulillah dikasih hamil alami 3 anak perempuan dengan jeda waktu 2 tahun 5 bulan anak pertama ke kedua dan anak kedua ke ketiga 3 tahun.


Pengalaman operasi dan rawat inap selama 4 hari pasca lahiran SC  konvensional ketika lahiran anak pertama di 2019, dirawat di VIP utama RSSM dicover asuransi 18 juta rupiah, uang pribadi nambah 5 juta 600 ribu rupiah.


Dan seminggu setelah lahiran anak pertama yang dinanti 10 tahun lamanya malah kena kuning harus dirawat inap tanpa kita ortunya, bayi usia seminggu hanya sendiri di perina ruang rawat sengan disinar 24 jam sendirian hanya dengan dokter dan suster, tensiku sampai naik karena gak bisa tidur dan nangis terus. Waktu itu asuransi jatahnya abis jadi bayar uang pribadi 2 juta rupiah.


Ketika hamil anak kedua, anak pertama harus dirawat karena DBD selama 5 hari, di RSHTM, aku pun kelelahan sampai harus ke IGD karena meriang batuk pilek, bayiku untung sehat. Dan kita mesti nambah uang pribadi 5 juta 600 ribu rupiah, yang dicover hanya 7 juta 800 ribu rupiah dari total biaya perawatan 13 juta 450 ribu rupiah. Obat-obat Demam berdarah emang mahal plus yang kasian anakku harus diambil darah tiap hari untuk cek trombosit. Abis itu masih ingat anak pertama mau ultah yang kedua dan aku hamil 4 bulan anak kedua juga.


Lahiran anak kedua SC Eracs dirawat inap 3 hari di VIP utama RSSM, anak pertama dulu lavender 225, anak kedua lavender 224. Kenapa selalu milih vip biar bisa anak pertama juga bisa ikut menginap. Kan gak ada yang jagain juga di rumah kasian kalau ditinggal.


Awal 2023 habis mudik akhir tahun jelang tahun baru anak pertama diare dan dehidrasi, entah selama mudik dari Jatim ke Jabar salah makan apa, ke IGD di RS rumah neneknya lalu harus dirawat karena dehidrasi. 2 hari diinfus dan disuntik obat juga dikasih obat minum, anak kedua ditinggal di rumah neneknya, waktu itu anak pertama baru 3 tahun dan anak kedua mau usia 9 bulan.  Sehabis dirawat baru balik ke kota domisili kita, anak kedua waktu itu jadi gak mau ditinggal karena pikirnya takut kaya pas kakaknya opname ditinggal 2 hari walau Papinya bulak balik ke rumah neneknya yang dekat RS buat liatin anak kedua. Beruntung banget punya suami siaga yang ketika anak istri sakit selalu ada gak hanya ikut merawat dan mandiin kita tapi juga yang bayarin biaya RS-nya jika gak full cover asuransi. Waktu 2023 ini dicover 2 juta rupiah hanya nambah biaya hand sanitizer aja 70 ribu rupiah.

Desember akhir 2023 aku Maminya yang tiba-tiba ke IGD demam menggigil sesak nafas, dicek Lab diambil darah gak thypus tapi karena asam lambung naik saja alias GERD. Awal mula dulu punya GERD pas dari jaman promil selama 10 tahun mungkin kan banyak minum penyubur dan vitamin, sampai pernah minum Fertilaid yang sepaket buat suami istri 2 juta 500 ribu rupiah bahkan jamu-jamuan sampai 6 juta 500 ribu rupiah diminum aja pait juga saking pengen punya anak. Bulak balik 10x total 900 ribu rupiah buat diatermi. Kuharap suatu saat nanti mereka baca tulisan ini tahu perjuangan Mami Papinya buat dapet anak-anak cantik soleha mereka itu proses dan perjuangan yang panjang.

Dan pas tengah 2024 anak kedua tiba-tiba ke IGD karena demam dan mimisan banyak, hasil cek Lab darahnya normal semua Alhamdulillah, karena udara kering dan hidung tersumbat batuk pilek aja penyebabnya ternyata, sampai cek ke THT gak kenapa-napa.

Di kehamilan anak ketiga ini di usia 43 tahun, HB-ku paling rendah dibandingkan kehamilan pertama dan kedua yaitu 9.9 sampai diinfus 2x jeda seminggu, infus zat besi mayan juga  1juta-an yang pertama, yang kedua 500 ribu-an rupiah. Habis itu jadi kembali nafsu makan yang tadinya selain keliyengan gak mau makan.

Selang seminggu abis infus zat besi yang kedua, tiba-tiba pusing, nyeri ulu hati dan sesak nafas plus mual muntah sampai 10x, di IGD dicek Lab darah dan urine ternyara tensi naik, sempat CTG ada sedikit kontraksi sampai diinjeksi pematang paru khawatir lahir di 36 minggu, untungnya enggak dedek masih aman dan air ketuban juga cukup. Ternyata GERD dan ISK, pantesan gak enak banget akhirnya dirawat inap 2 hari untuk cek kondisi asam lambung dan tensi stabil juga HB mayan naik jadi 10.9. Semua vitamin zat besi, asam folat, vitamin D dan kalsium stop dulu biar gak naik asam lambungnya. 

Sekarang makin membaik tinggal nunggu lahiran buat SC Eracs lagi di 38 minggu usia kandunganku. Semoga BBJ ketika lahir sama dengan kakaknya diatas 2.5 kg anak kesatu BB 2.705 kg TB 49 cm, anak kedua BB 2.675 kg TB 48 cm.

Memang ya setiap kita menerima anugerah selalu aja ada ujiannya. Tapi jika dihitung banyak nikmat-Nya daripada ujian-Nya. Sehat adalah rezeki dan karunia Allah juga, plus semua kemudahan yang diberikan Allah patut kita syukuri.


















Thursday, April 10, 2025

Hamil Diatas 35 tahun

April 10, 2025 0 Comments

Kita menikah di 2008, Qodarullah dikasih keturunan anaknya lama, penantian 10 tahun.
Aku hamil anak pertama secara alami di usia 37 tahun dan lahiran secara SC konvensional di 37 tahun juga.

Tidak ada kendala selama kehamilan, hanya bawaan bayi aja gak suka nasi, hanya susu yogurt dan roti plaus donut juga pizza. Anak pertama pas mau lahiran HB-ku rendah 10.4, tapi Alhamdulillah pas anaknya lahir balik normal, dan gak ada transfusi darah selama proses persalinan hanya infusan dan obat biasa untuk persalinan secara SC.

Setelah bayi lahir sempat diare karena minum susu dan makan pepaya, setelah stop kembali normal, BB bayi pas lahir 2.705 kg di usia kehamilan 38 minggu dan TB 49cm, tetapi karena waktu itu keukeuh ASI sementara ASI dikit, bayiku jadi kuning, untuk bilirubin kembali normal harus disinar 24 jam, ini kejadian pas anakku usia seminggu. Setelah disinar campur susu formula karena ASI masih aja dikit walau sudah minum ini itu booster ASI, dan aku dan anakku beda golongan darah, aku O dan anakku B.

Anak pertama juga pernah dirawat ketika usia 2 tahun ketika aku mengandung adiknya karena DBD selama 5 hari dan pas usia 3 tahun anakku sehabis mudik dari Jatim ke Jabar diare sampai dehidrasi jadi dirawat 2 hari.

Pas hamil anak kedua usia 39 tahun dan lahiran SC Eracs usia 40 tahun, anak kedua HB aman di 11.5, dan ketika lahir di 38 minggu kehamilan BB 2.675kg dan TB 48cm. Karena sudah pengalaman ASI seret dan bayi beda golongan darah juga kita langsung campur sufor untuk menyusui bayiku.

Alhamdulillah aman bayiku yang kedua ini dan karena air susu cukup gak mengalami dehidrasi yang berakibat jadi kuning.
Anak keduaku pas kakaknya masuk TKB yang sekolahnya mirip sekolah alam, mungkin udara panas gak cocok, tiap anter jemput kepanasan sampai mimisan, untungnya diperiksa dokter anak dan dokter THT tidak ada hal yang membahayakan karena udara panas saja jadi mimisan.

Pas kehamilan anak ketiga ini HB-ku 9.9 yang menyebabkan aku harus diinfus zat besi sebanyak 2x1 jam jeda 1minggu. 
Mungkin faktor usia juga aku hamil di usia 42 tahun dan lahiran 43 tahun untuk anak ketiga ini.

Jangan tanya gak KB, waktu lahiran anak pertama mau KB tapi kata dokter siapa tahu dapet lagi lelaki dan riwayat dapetnya lama kalau ada lagi Alhamdulillah, satu juga udah Alhamdulillah.
Pas lahiran anak kedua mau KB, kata dokter anaknya perempuan lagi siapa tahu dalat lelaki cenah. Memang gak di KB baik aku dan suami, cuma mengingat faktor usia habis ini aku pakai KB IUD suami pakai pengaman aja pas HB kata dokter kandungan, kita gak mau steril, kok kesannya dulu pas susah lama punya anak nangis doa minta, dikasih banyak kok malah tutup pabrik, selain itu pasti ngaruh ke hormonal kan. Jadi pilih KB lainnya saja.

Dan dari awal hamil anak pertama, kedua dan ketiga aku tuh selalu mual jika makan vitamin, jadi sebelumnya harus minum obat maag yang acc dokter kandungan atau herbal kunyit baru aman, karena aku punya GERD dari waktu jaman program hamil selama 10 tahun, mungkin kebanyakan obat dan vitamin penyubur aku konsumsi berefek ke lambungku.

Jadi kalau gak minum vitamin ya aman, aku imbangi dengan asupan makanan yang mengandung asam folat, kalsium, dan zat besi juga vitamin D.

Nah kemarin jelang usia kehamilan anak ketiga 36 minggu aku mengalami mual muntah hebat disertai pusing dan sesak dada, muntahnya sudaj 10 kali, sampai aku ke IGD dan harus dirawat inap selama 2 hari.
Dokter kandungan buat jaga-jaga jika terjadi kontraksi intens aku disuntik pematang paru sebanyak 4x sehari 2x agar tiba-tiba lahir sebelum waktunya bayi sudah siap.
Aku pun dicek Lab. Untuk periksa darah dan urin. Hasilnya HB 10.9 dan tensi naik, plus ada infeksi saluran kemih. Padahal aku jarang nahan pipis, mungkin pengaruh hormon dan jika pipis pas di toilet umum ketika belanja, ke playground dan pas di sekolah anter jemput anak dan di RS pas kontrol, padahal sudah dikasih tisu basah atau sabun tetep aja ya. Selama dirawat juga diinfus, disuntik antibiotik buat ISK-nya dan buat untuk lambung dan penstabil tensi agar agar gak naik, karena sempet naik mungkin efek muntah-muntah, tapi untungnya bukan preeklamsia jadi aman walau kaki dan tangan agak bengkak.

Aku pun kemarin sempet ajakin afirmasi positif pada bayiku, dedek mau lahir sekarang di 36 minggu atau 38 minggu sama kakak-kakak biar pas semuanya dan stabil, dedek bayi gerak.

Anak-anakku dan suamiku yang ikut menunggu di ruang vip dan doain juga agar mami dan dedeknya sehat selamat. Untungnya kejadian pas masih libur sekolah dan kerja jadi aman.

Pas hari Senin Selasa aku dirawat itu, hari Minggunya pas pulang belanja mingguan suami ma anak kedua sempat berobat karena demam bapil juga radang ke klinik bpjs dekat rumah. Alhamdulillah selama dirawat 2 hari full cover asuransi dari benefit rawat inap, bukan ambil dari paket asuransi lahiran. Jadi buat lahiran 2 minggu aman, cuma mungkin tetep nambah ya karena kelahiran anak pertama, kedua ma ketiga tetep aja cover cuma 18 juta rupiah. Kenapa gak BPJS karena sejak awal periksa kehamilan pakai asuransi, dan kita selalu pilih kamar vip agar anak-anak bisa dibawa menginap secara gak ada siapa-siapa buat jagain mereka. 

Pas lahiran anak pertama dari total 23.6 juta rupiah nambah hanya 5.6 juta rupiah rawat inap 4 hari obat paten dan SC konvensional, pas lahiran anak kedua dari total 23.7 juta rupiah nambah hanya 5.7 juta rupiah rawat inap 3 hari SC Eracs.
Gak tahu yang lahiran anak ketiga ini nambah berapa karena yang oasti harga udah naik walau sama-sama di vip dan di rs yang sama plus nominal cover asuransi yang tetap. Yang penting sehat dan selamat juga InsyaAllah ada rezeki-Nya.